Buku “Bali Berlayar di Tengah Badai Covid-19: Strategic Foresight untuk Masa Depan” hasil karya tiga staf Bappeda Provinsi Bali yang dibedah dalam Seminar Nasional telah menginspirasi para pejabat fungsional perencana untuk menulis buku berkenaan perencanaan pembangunan. Kepala Pusbindiklatren Kementerian PPN/Bappenas RI, Guspika mengatakan, sisi khas buku ini mengangkat pentingnya scenario planning dalam penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan yang harus didukung dengan data dan angka yang pasti dan eksak.
Menurutnya, scenario planning harus mengantisipasi kondisi VUCA yaitu volatility (kondisi yang penuh gejolak dan sangat mudah dan cepat berubah sehingga tidak dapat diprediksi), uncertainty (penuh ketidakpastian), complexity (keadaan yang kompleks dan rumit) dan ambiguity (tidak jelas). Kondisi VUCA ini dialami Bali sebagai daerah yang sangat terdampak pandemi Covid-19 hingga menyebabkan terpuruknya perekonomian daerah ke tingkat minus 9,31 persen pada 2020.
Setelah menyusun scenario planning, harus dipetakan seperti apa gambaran masa depan yang akan dihadapi, bagaimana implikasinya, serta bagaimana peluang, tantangan dan risiko yang akan dihadapi. Baru setelah hal itu dirumuskan, disusun strategis kebijakan perencanaan pembangunan daerah menuju pemerintahan yang tangguh dalam memulihkan keadaan yang terpuruk: resilient government.
Pusbindiklatren Kementerian PPN/Bappenas RI memberikan apresiasi kepada Bappeda Provinsi Bali atas dirilisnya buku perdana hasil karya tiga staf Bappeda Provinsi Bali, yaitu Pejabat Fungsional Perencana Ahli Utama I Putu Astawa, Pranata Humas Ahli Madya I Dewa Putu Gandita Rai Anom dan Perencana Ahli Muda I Putu WIra Utama. Apresiasi diberikan melalui seminar nasional bedah buku yang diselenggarakan Pusbindiklatren, Senin, 15 Agustus 2022.
Bedah buku dilaksanakan secara online, diikuti oleh 300 peserta dari seluruh Indonesia. Tampil sebagai narasumber ahli perencanaan kota ITB Bandung Prof Dr. Ridwan Sutriadi, Rektor Universitas Paramadina Jakarta Prof. Dr. Didik J Rachbini dan para penulis buku. Kegiatan dimoderatori Pejabat Fungsional Perencana Ahli Madya Pusdiklatren Bappenas RI, Wignyo Adiyoso.
Layaknya sebuah bedah buku, ada pujian, saran masukan, dan juga kritikan yang disampaikan para narasumber dan peserta. Ridwan Sutriadi mengatakan, buku ini merupakan inovasi bagus di dalam merespon pandemi yang berpengaruh dalam terhadap Bali. Menurutnya melalui buku ini para penulis berusaha merespon kondisi dan menawarkan solusi terhadap permasalahan yang timbul.
Sementara Prof. Didik J Rachbini mengatakan, buku ini jangan terhenti sampai disini saja karena isi buku dinilai masih terlalu bersifat umum, mengacu pada buku strategic foresight (strategi peramalan) yang disusun BPK RI sebagai pedoman penyusunannya. Buku edisi berikutnya disarankan agar menuangkan strategic foresight yang lebih mendalam dan mengkhusus tentang Bali. “Tulis misalnya bagaimana strategi perencanaan pembangunan pariwisata berkualitas yang menjadi ciri khas Bali. Dengan begitu akan benar-benar menjadi acuan ke depan,” katanya.
Visi dan misi pembangunan daerah Bali - Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru - yang sudah ditulis dengan baik dalam buku ini, diharapkan oleh Prof Didik J Rachbini dituangkan dengan lebih komprehensif, didukung data yang lebih luas untuk memberi pendalaman masa depan pembangunan Bali. “Ini buku awal yang secara umum sudah baik. Lanjutkan, dan buat skenario turunan yang khas Bali,” puji Rachbini seraya mengatakan bahwa menulis tidak seperti ‘ngomong’ karena menulis tiga tingkat lebih tinggi dari sekedar ngomong.
Seminar diakhiri dengan pengundian doorprize berupa 10 eksemplar buku “Bali Berlayar di Tengah Badai Covid-19: Strategic Foresight untuk Masa Depan” bagi 10 peserta di seluruh Indonesia. Simak videonya melalui kanal Youtube @BappedaBali