×

BI: Curah Hujan Berpotensi Sumbang Tekanan Inflasi

Jumat, 26 Januari 2018 pukul 14.23 (6 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia memperkirakan curah hujan yang tinggi berpotensi memberikan tekanan inflasi di Bali karena dapat menghambat kinerja produksi komoditas pangan holtikuktura.

"Anomali cuaca masih membayangi kinerja produksi pangan tahun 2018," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Jumat.

Menurut Causa, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali mengantisipasi tendensi peningkatan tekanan inflasi di antaranya peningkatan produksi tanaman bahan makanan (tabama) melalui intensifikasi produk pangan.

Selain itu, lanjut dia, menjaga ketersediaan komoditas pangan di seluruh Bali melalui operasi pasar (beras) dan pasar murah.

Causa menambahkan penyediaan data harga tingkat produksi sebagai sistem peringatan dini yang diharapkan dapat menahan kenaikan harga pada kelompok makanan yang rentan mengalami gejolak harga.

Bank sentral itu memprediksi inflasi Bali triwulan pertama tahun 2018 melandai pada kisaran 0,56 hingga 0,96 persen.

Optimisme terjaganya inflasi pada periode itu karena didukung terjaganya pasokan komoditas pangan yang sudah diantisipasi TPID.

Selain itu, kata dia, sesuai dengan pola musimnya, konsumsi pada awal tahun cenderung menurun terutama konsumsi pemerintah sehingga tekanan inflasi cenderung minim.

Secara keseluruhan, lanjut Causa, inflasi Bali tahun ini diperkirakan mencapai 2,55-2,95 persen atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan tahun sebelumnya yang mencapai 1,97-2,37 persen.

Pria yang akrab disapa CIK itu mengatakan peningkatan prediksi inflasi itu terutama bersumber dari makanan yang rentan menyumbang inflasi atau "volatile food" karena meningkatnya kinerja pariwisata yang berpotensi mendorong peningkatan permintaan terhadap komoditas pangan.

Selain itu inflasi juga bersumber dari kelompok "administered prices" atau kenaikan harga makanan yang dipicu kebijakan pemerintah.

Di sisi lain bank sentral itu melanjutkan pengembangan klaster seperti klaster padi di Gianyar, bawang merah di Desa Songan Kabupaten Bangli dan di Gerokgak Buleleng serta mengembangkan klaster bawang putih di Desa Wanagiri Buleleng.

Bank sentral itu juga akan melanjutkan klaster cabai di Mertabuana Desa Ababi Kabupaten Karangasem.

Pihaknya juga akan mengembangkan klaster cokelat/kakao di Jembrana yang diharapkan berorientasi ekspor.

Pihaknya juga menambah cakupan penanaman bibit pohon kelapa setelah sebelumnya dilakukan di Buleleng.

Kelapa, lanjut dia, merupakan salah satu komoditas yang berpotensi menyumbang inflasi mengingat kebutuhan dari hasil kelapa mulai dari janur hingga buahnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan ritual keagamaan..

Sumber : Antara Bali