×

Bisa Jadi Pedoman Menata Hidup, Pj. Gubernur Bali Ajak Masyarakat Kuatkan Dan Majukan Seni Tradisi 

Senin, 30 Oktober 2023 pukul 19.25 (6 bulan yang lalu) | Oleh I Putu Sujatmanta, SE

KLUNGKUNG - Budaya adalah akar peradaban manusia, berkembang  seiring kemajuan peradaban budaya. Keunikan peradaban Bali adalah pada tradisi dan budayanya. Hal ini yang menjadi daya tarik pariwisata Bali, karenanya acara seperti ini penting untuk kelestarian dan penguatan budaya di tengah arus modernisasi dan interaksi budaya dari kunjungan wisatawan ke Bali. Demikian penegasan yang disampaikan Penjabat (Pj.) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dalam sambutannya saat menghadiri Pentas Seni Gambuh bertajuk Budha Kecapi serta Launching Buku Wariga Sidhi dan Usada Sidhi di Pelataran Museum Kertagosa, Klungkung, Jumat (Sukra Umanis, Menail), 27 Oktober 2023.

 

Lebih jauh, Pj. Gubernur Bali mengungkapkan Seni Drama Tari sebagai sebuah total teater memiliki beragam keunikan dibandingkan dengan seni pertunjukan lainnya. Hal ini disebabkan karena drama tari selain mengandung keindahan visual dan auditif, di dalamnya juga sarat makna dengan balutan cerita lakon dan penokohan pertunjukan drama tari menjadi lebih hidup dan semarak sehingga mudah dipahami penonton.

 

Drama Tari Gambuh dipentaskan pada acara - acara besar di istana sebagai media hiburan, termasuk untuk menjamu tamu-tamu kehormatan kerajaan yang diperkirakan telah berkembang di Bali pada abad ke-16. Gambuh salah satu warisan budaya Bali yang mendapat pengaruh dari tradisi seni kerajaan Hindu di Jawa Timur khususnya Majapahit. Zaman berubah selera pun berganti, drama tari ini mengalami kesenjangan dan jarang ditemui. Pementasannya terbatas pada kegiatan upacara yang bersifat Wali dan Bebali, dan tidak lagi dipentaskan untuk menghibur seperti pada zaman kerajaan masa lampau hal ini disebabkan karena masyarakat Bali saat ini dihadapkan pada banyak pilihan untuk bisa menikmati hiburan baik yang tradisi maupun modern dengan teknologi canggih.

 

"Terlebih generasi muda sudah sangat jarang yang paham dan bisa menikmati indahnya drama tari Gambuh. Dan dalam hal ini, Yayasan Puri kawan Ubud di bawah pimpinan AAG. Ngurah Ari Dwipayana dengan jeli melihat kesenjangan yang terjadi antara seni tradisi dengan seni modern Bali dewasa ini. Beliau telah melakukan langkah nyata penyelamatan tradisi melalui revitalisasi pagelaran tari Gambuh  saat ini," ujar S.M. Mahendra Jaya mengapresiasi.

 

Dirinya juga berharap seni-seni berbasis tradisi seperti Gambuh, Arja, Parwa dan Wayang Wong yang sudah jarang dipentaskan, kembali digali dan direvitalisasi kemudian dibangun ekosistemnya agar tetap eksis.

 

Untuk itu, masih menurut Pj. Gubernur Bali bahwa sudah menjadi tanggung jawab semua pihak secara bersama untuk selalu menjaga dan melestarikan warisan leluhur. Terlebih Bali dikenal sebagai kawasan adibudaya dan pusat peradaban dunia Bali Padma Buana, tentu sangat penting juga untuk membuat tulisan sebagai kearifan lokal agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang sebagaimana buku Wariga Sidhi dan Usada Sidhi

 

"Melalui berbagai upaya tersebut nilai adi luhur yang terkandung dalam seni tradisi dapat dijadikan pedoman dalam menata kehidupan masa kini dan masa depan. Mari kita secara Ngrombo saling bantu membantu, bekerjasama antara pemerintah, pengusaha, seniman dan budayawan dalam penguatan dan kemajuan seni budaya agar generasi kita tidak buta terhadap apa yang mereka miliki khususnya seni, budaya, adat, tradisi dan kearifan lokal Bali," pungkasnya.

 

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana yang juga sebagai Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud menyampaikan pentas seni malam ini merupakan rangkaian acara Sastra Saraswati Sewana Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Puri Kauhan Ubud dengan tema Wariga Usadha Sidhi - Jalan Sastra Membumikan Sistem Perhitungan Waktu Dan Keunggulan Ilmu Pengobatan Bali. 

 

"Tema ini dipilih karena Bali memiliki warisan sistem pengetahuan yang sangat luar biasa dari para leluhur Bhatara Kawitan, beberapa sistem ilmu pengetahuan perhitungan waktu yang disebut dengan wariga dan ilmu pengobatan yang disebut dengan usada warisan itu adalah harta karun yang sangat berharga yang masih tersimpan dalam ribuan manuskrip lontar yang kita warisi. Dan saya yakin ratusan atau bahkan ribuan lontar dengan judul yang lain tersimpan di berbagai tempat di Bali, di Puri, di Griya, di Jero, di Gedung atau bahkan sudah dibawa ke luar negeri," ungkapnya.

 

Dirinya juga menjelaskan acara Saraswati Sewana Tahun 2023 dibagi dalam tiga kegiatan yakni Dharma Penuntun sebagai sepat siku-siku, sebagai uger-uger, sebagai koridor dalam menjalankan program; berikutnya kegiatan kedua adalah Penyelenggaraan Festival CD dengan 3 tujuan besar yakni revitalisasi menghidupkan kembali, thinking - memikirkan kembali wariga dan Usada di tengah konteks perubahan dunia yang sangat cepat, serta festivalnya dalam memperkuat relevansi warga dan Husada bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Bali; serta ditutup dengan kegiatan ketiga yakni Pentas Seni Gambuh.

 

Acara turut dihadiri diantaranya oleh Staf Khusus Presiden Bidang Budaya, Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI, Dirut. Pupuk Kaltim, Kadispar Provinsi Bali, Kadisbud Provinsi Bali dan Raja/Penglingsir Puri Agung Klungkung.