Denpasar –
Hasil pemantauan harga pada September 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat Denpasar terjadi deflasi 0,22 persen. Deflasi terjadi sebagai dampak pada turunnya harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan mencapai 1,26 persen pada periode tersebut. “Selain itu, deflasi juga dipengaruhi oleh turunnya indeks pada harga kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan mencapai 0,75 persen pada September 2015 lalu,” kata Kepala BPS Bali Panusunan Siregar, Kamis (1/10) kemarin. Secara umum BPS Bali mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 118,65 pada September 2015 lalu. Tingkat inflasi tahun kalender (September 2015 terhadap Desember 2014) mencapai 1,90 persen. Imbuhnya, tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2015 terhadap September 2014) 6,27 persen. Jelas Panusunan Siregar, selain dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yang sekaligus pendorong terjadinya deflasi di Denpasar, periode yang sama terdapat lima kelompok pengeluaran lainnya yang menjadi pemantauan BPS Bali dalam menentukan indeks harga konsumen mengalami deflasi periode yang sama.
Lima indeks harga konsumen yang mengalami inflasi meliputi, kelompok sandang 1,73 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,43 persen. Begitu juga kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mencapai 0,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,08 persen, dan kelompok kesehatan 0,03 persen. Lanjutnya, dilihat dari komoditas yang mengalami penurunan di antaranya, daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan minyak goreng. Disisi lain komoditas yang mengalami peningkatan harga diantaranya, emas perhiasan, tariff kontrak rumah, biaya pendidikan akademi atau perguruan tinggi, beras, dan buncis. Sementara itu, dari 82 kota tercatat 36 kota mengalami deflasi dan 46 kota mengalami inflasi. Deflasi tertingi terjadi di Sibolga mencapai 1,85 persen dan terendah di Bandung 0,01 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 1,33 persen dan terendah di DKI Jakarta mencapai 0,01 persen. “Jika diurutkan dari deflasi tertinggi, Denpasar menempati urutan ke-22 dari 36 kota yang mengalami deflasi pada September 2015 lalu,” tegasnya.
Sumber : Bisnis Bali