×

Kembangkan Klaster BI – Pemkab Karangasem Tuangkan Dalam MOU

Kamis, 18 Juni 2015 pukul 03.09 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Denpasar

  Dalam tiga tahun terakhir beras dan daging sapi merupakan komoditas yang secara structural menyumbang inflasi terbesar di Bali. Beras tercatat telah 16 kali mengalami inflasi dan sapi sebanyak 13 kali inflasi di Bali. Karena itulah Bank Indonesia (BI) beri perhatian lebih serta terus mendorong pengembangan klaster padi dan sapi untuk wilayah bali khususnya kabupaten Karangasem yang memiliki potensi besar di sector peternakan khususnya sapi.

  Populasi sapi di Bali paling banyak terdapat di Kabupaten Karangasem yakni tercatat 109.581 ekor tahun 2013 (Sumber: data BPS). Dari data statistik pertanian tahun 2014,Karangasem dengan luas wilayah relatif kecil yaitu 83.954 memiliki lahan yang sebenarnya dapat dimanfatkan untuk usaha pertanian pangan dan holtikultura berupa sawah seluas 7.167 Ha (8,54 persen), tegalan/kebun 17.338 Ha (20,66 persen) dan pekarangan 1.298 Ha (1,55 persen) dengan jumlah penduduk 406,600 jiwa yang sebagian besar (56 persen) masih menggantungkan mata pencahariannya di sektor pertanian (sumber: data BPS).

  Biaya usaha sapi potong di bali saat ini mencapai Rp2,2 juta per ekor tiap tahunnya, yang sebagian besar digunakan untuk pembelian pakan ternak dan upah pekerja. Data tersebut diperoleh dari hasil sensus pertanian tahun 2013 yang dilakukan secara rinci terhadap sektor peternakan, pertanian, perikanan dan kehutanan.

  “Program pengembangan klaster Bank Indonesia dilakukan konsep pengembangan hulu hingga hilir secara multiyear, yaitu selama rata-rata 3 tahun hingga klaster dinilai sudah terbangun akses pasar dan atau bahan baku”, ujar Dewi Setyowati Kepala Kpw BI Provinsi Bali dalam keteranganmya disela penyerahan bantuan pada pemerintah Kabupaten Karangasem di Gedung BI ( Rabu 17/6). “ Melalui pendekatan klaster, pembinaan dan pengembangan selalu disinergikan dengan pemerintah daerah setempat sebagai mitra”, imbuhnya. Program ini akan mendorong kemandirian petani agar dapat terus berkelanjutan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat melalui UMKM yang tergabung dalam klaster, BI tidak hanya memberikan bantuan teknis berupa pendampingan, tetapi juga bantuan sarana dan prasarana melalui program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

  91% Wilayah Karangasem merupakan lahan kering,hingga butuh pengairan agar pertanian bisa terlaksana, untuk itulah dibangun embung sebagai penampungan air, hingga masyarakat tidak perlu lagi beli air dan bisa mengurangi biaya produksi. Selain itu, air embung juga dimanfaatkan untuk menyiram tanaman pertanian untuk pakan ternak.

  Dari sisi lain Kelompok Tani Ternak Dukuh Sari yang telah mendapat binaan klaster sapi sejak tahun 2014 juga telah dibekali dengan teknologi baru dalam membuat pakan ternak alternatif seperti decomposer MA-11 yang dikembangkan oleh Ir. Nugroho Widiasmidi. “Kami juga mendorong kemandirian petani di bidang financial dengan mendirikan lembaga Keuangan Mikro dengan mendatangkan ahli khusus Masril Koto, Seorang petani yang berhasil mendirikan Bank Tani dalam bentuk lembaga keuangan mikro Agrobisnis (LKMA) prima tani di nagai koto tinggi, baso, agam, Sumatra barat,” terang Dewi. Masril Koto juga ahli dalam penguatan kelompok dengan metode pendampingan intensif.

  Tahun 2015, PSBI yang disalurkan pada kelompok tani dan ternak dengan rincian sebagai berikut : Kabupaten Karangasem total sebesar Rp491 juta kepada KTT. Dukuh Sari, KTT. Giri Winagun Sari dan Subak Budakkeling ; Kabupaten Gianyar total sebesar Rp140 : Subak pulagan; dan Kabupaten Bangli total sebesar Rp39juta pada Subak Tembuku.

  Bantuan sarana dan prasana tersebut meliputi alat dan mesin pertanian seperti traktor, motor roda tiga, chopper, hand sprayer, caplak dan lain-lain, serta bangunan pendukung seperti kandang sapi, green house, kolam, embung dan lain-lain

  Dengan dilengkapi fasilitas pendukung, diharapkan anggota kelompok dapat meningkatkan produktifitas dan penghasilannya.

  Keberhasilan program pengembangan klaster ketahanan pangan komoditas sapi dan padi ini membutuhkan dukungan penuh dari seluruh stakeholders. Acara penandatanganan Kesepakatan Bersama ini selain dihadiri Wakil Bupati Karangasem, dinas terkait, juga 60 orang perwakilan seluruh kelompok penerimaan bantuan.

Sumber : Bali Tribune