×

Stok Aman, Sapi Bali Penuhi Permintaan Antarpulau

Senin, 14 September 2015 pukul 02.46 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Denpasar,

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali menjamin stok sapi di Bali saat ini masih aman. Stok sapi yang dimiliki Bali masih bisa memenuhi permintaan daging sapi untuk diantarpulaukan ke Pulau Jawa. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Putu Sumantra ketika dikonfirmasi, Jumat (11/9) kemarin. “Status Bali saat ini adalah sebagai penyangga kebutuhan daging sapi nasional, sehingga kami berusaha menjaga populasi sapi Bali agar tetap bisa menjadi penyangga kebutuhan daging nasional,” ucapnya.

Pihaknya menargetkan kuota sapi yang dikeluarkan dari Bali untuk diantarpulaukan setiap tahunnya sebanyak 50 ribu ekor sapi potong. Sedangkan untuk kebutuhan rumah potong di Bali, Sumantra menargetkan kuota pemotongan mencapai 40 ribu ekor per tahun.

Pihaknya mengungkapkan selama periode Januari hingga Juli 2015, jumlah sapi Bali yang sudah diantarpulaukan mencapai 31 ribu ekor. Disebutkan Sumantra sapi tersebut di kirim ke beberapa pulau di Pulau Jawa dan Sumatra. “Sedangkan untuk bulan Juli sendiri jumlah sapi yang sudah diantarpulaukan mencapai 9 ribu ekor yang dikirim ke Pulau Jawa dan Sumatra sebagai sapi potong,” sebutnya.

Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, pasokan daging sapi ke Pulau Jawa tersebut khusus untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Sumantra menyatakan hingga saat ini Bali masih berpeluang untuk memenuhi permintaan daging sapi di luar pulau.

Hal ini dikarenakan daging sapi Bali memiliki kualitas yang baik sehingga memiliki peluang untuk masuk ke pasar premium di Indonesia. Terkait pengiriman sapi Bali ini pihaknya menyarankan harus sesuai dengan kuota serta memperhatikan tingkat populasi sapi di Bali sebagai plasma nufah.

Sumantra berharap, jika ada permintaan dari luar pulau  hendaknya permintaan tersebut dalam bentuk daging, bukan merupakan sapi yang masih hidup. “Hal ini untuk menghindari terjadinya penularan penyakit selama perjalanan. Berapa pun besarnya peluang, kami tidak akan membuka keran pengiriman secara bebas, harus dihitung jumlah yang bisa dikeluarkan karena akan berdampak dengan jumlah populasi di Bali,” katanya.

Sumber : Bali Tribune