×

Analisis Inflasi Bali Maret 2019

Rabu, 25 September 2019 pukul 08.18 (4 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Pada Maret 2019, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,26% (mtm) atau inflasi sebesar 1,85% (yoy). Secara bulanan, inflasi Bali tercatat lebih tinggi dibanding inflasi Nasional yang sebesar 0,11% (mtm). Namun demikian, secara tahunan pencapaian inflasi Bali yang sebesar 1,85% (yoy) lebih rendah dibanding inflasi Nasional diperiode yang sama sebesar 2,48% (yoy). Inflasi pada Maret 2019 di Bali, terutama disebabkan oleh tekanan kenaikan harga yang terjadi di kelompok bahan makanan dengan komoditas antara lain tongkol pindang, bawang merah, serta bawang putih. Selain itu, tekanan kenaikan harga di Bali pada periode laporan juga didorong oleh kelompok komoditastransportasi, dengan komoditas berupaangkutan udara. Meskipun demikian, deflasi yang terjadi pada biaya administrasi asuransi, daging ayam ras, bensin, dan bahan bakar rumah tangga menahan terjadinya inflasi yang lebih tinggi diperiode laporan.

Bila dianalisis lebih lanjut secara spasial, inflasi yang terjadi di Bali dikontribusikan oleh inflasi yang terjadi pada kedua kota sampel penghitungan inflasi. Kota Denpasar mencatat inflasi 0,24% (mtm) atau inflasi 2,05% (yoy), sementara kota Singaraja mencatat inflasi 0,35% (mtm) atau inflasi 0,97% (yoy). Dibanding kota sampel lainnya di Indonesia, inflasi yang terjadi di Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level yang moderat.

Inflasi Bali pada Maret 2019 berada dibawahrentang sasaran inflasi Nasional 3,5%±1% (yoy). Ke depan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko sepertipenyesuaian harga pada kelompok administered prices (angkutan udara) dan risiko peningkatan harga komoditasbahan makanan dan hortikultura,seiring adanya potensi kenaikan permintaan yang didorong oleh mulai masuknya periode musim pariwisata. Inflasi Bali pada April 2019 diprakirakan lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yaitusebesar 0,13% (mtm). Dengan demikian, inflasi pada triwulan II 2019 diperkirakan berada pada kisaran 2,35% (yoy).

Pengendalian inflasi Provinsi Bali pada April 2019 masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) adanya hari libur Nasional berpotensi mendorong peningkatanpermintaan seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan domestik;(ii) adanya penyelenggaraan Pemilihan Presiden dan Legislatif.

Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2019, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga, baik melalui forum koordinasi maupun melalui tindak lanjut nyata bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, ditingkat provinsi dan kabupaten/kota. Program kerja TPID ke depan akan difokuskan pada seluruh aspek yang mempengaruhi harga, mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan kegiatan pasar murah dan operasi pasar juga akan dilanjutkan,sehingga diharapkan dapat menahan laju inflasi yang bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi dari pelaku ekonomi.