DENPASAR (7/5) – Yayasan BASAbali Wiki menggelar Dialog Kebijakan #2 Wikithon Partisipasi Publik Wisya Wisata yang bertempat di Aula Balai Bahasa Provinsi Bali pada Rabu (7/5). Forum ini melanjutkan dialog sebelumnya yang dilaksanakan pada (15/4) dan kompetisi daring pada (18 Februari-Maret) yang berfokus mencari solusi dalam mengatasi dampak buruk overtourism di Bali.
Turut mengundang Pembina Basa Baliwiki Bapak Gede Nala Antara, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali Ibu Elis Setiati dan salah satu Praktisi Pariwisata Bapak Ratu Tjokorda Raka Kerthayasa serta hadir pula Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali yang dalam hal ini diwakili oleh Pranata Humas Ahli Muda yang juga Ketua Tim Pelayanan Informasi Publik pada Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, I Made Sudiarta berkesempatan turut hadir dalam kegiatan dialog tersebut.
Dialog Kebijakan #2 Wikithon Partisipasi Publik Wisya Wisata diawali dengan sambutan oleh Bapak Ratu Tjokorda Raka Kerthayasa selaku Praktisi Pariwisata dengan menyampaikan perihal Penyadaran Moralitas Pariwisata melalui Tri Hita Karana kemudian dilanjutkan dengan Sesi I yang berisikan Pendahuluan, Policy Brief, dan Pembahasan Tata Krama Berwisata di Bali, lalu Sesi II menyampaikan Diskusi Rencana Implementasi, terakhir Sesi III yaitu Diskusi Rencana Monitoring & Pembentukan Tim Monitoring.
Dalam Sambutannya Bapak Ratu Tjokorda Raka Kerthayasa mengatakan bahwa upaya menjaga keharmonisan antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesame (Pawongan), dan manusia dengan alam (Palemahan) di tengah arus kunjungan wisatawan yang terus meningkat maka dirumuskanlah Tata Krama Wisata Bali yakni panduan etika bagi wisatawan agar berkunjung secara bertanggung jawab, penuh hormat, dan selaras dengan kearifan lokal meski merujuk pada keseluruhan nilai Tri Hita Karana, implementasi awal dari tata krama ini difokuskan pada dua aspek utama yakni Parahyangan dan Pawongan.
“Setiap poin dalam tata krama ini mencerminkan bentuk penghormatan terhadap budaya dan masyarakat Bali. Dengan menerapkannya, wisatawan turut menjaga tatanan sosial dan spiritual pulau ini dimana sebuah tempat yang tidak hanya memesona secara fisik, tetapi juga kaya secara nilai maka diharapkan tata krama ini dapat mengajak setiap orang untuk berwisata dengan lebih sadar dan juga menghargai ruang yang dikunjungi serta ikut menjaga harmoni yang telah lama dirawat oleh masyarakat Bali,” ungkap Ratu Tjokorda Raka Kerthayasa.
Kegiatan dialog ini merupakan tindak lanjut dari Wikithon sebelumnya yang bertujuan untuk memperkaya gagasan para pemenang dengan masukkan dan saran dari berbagai pemangku kepentingan. Hasil diskusi akan dirumuskan menjadi policy brief yang akan memuat rekomendasi dalam hal mengatasi tantangan overtourism di Bali.