DENPASAR - Permasalahan sosial di Provinsi Bali semakin pelik dan semakin kompleks, sehingga memerlukan pola penanganan yang lebih baik. Terutama dalam Penanganan Anak Terlantar Dalam Panti.
Dalam Penanganan Anak Terlantar Dalam Panti, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali dituntut agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya penanganan masalah kesejahteraan sosial Anak Terlantar Dalam Panti.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Provinsi Bali Dr. drh. Luh Ayu Aryani, M.P., pada acara Bimbingan Fisik, Mental, Spiritual dan Sosial bagi Anak Terlantar di Dalam Panti Tahun 2024 di Hotel Puri Nusa Indah, Denpasar pada Senin (8/7) pagi.
"Untuk mewujudkan hal tersebut Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali melaksanakan Program Rehabilitasi Sosial melalui Kegiatan Bimbingan Fisik, Mental, Spiritual dan Sosial bagi Anak Terlantar di Dalam Panti melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Bali," terangnya.
Disampaikan Luh Ayu Aryani, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yakni diharapkan mampu meningkatkan Kemandirian Anak Terlantar Dalam Panti. Selain itu juga sebagai acuan kepada semua pihak untuk penyelenggaraan Kegiatan Bimbingan Fisik, Mental, Spiritual dan Sosial bagi Anak Terlantar di Dalam Panti Tahun 2024.
"Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan keterampilan bagi Anak Terlantar di Dalam Panti, terciptanya kesempatan kepada Anak Terlantar di Dalam Panti, dalam pemenuhan haknya untuk bisa mandiri serta terciptanya sumber daya manusia yang dapat berpartisipasi penuh dan memiliki keterampilan," ungkapnya.
Plt. Kabid Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial dan P3A Provinsi Bali Dewa Ayu Eka Putri dalam laporannya menyampaikan kegiatan Bimbingan Fisik, Mental, Spiritual dan Sosial bagi Anak Terlantar di Dalam Panti Tahun 2024 dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 13 Juli 2024 diikuti sebanyak 30 peserta yang berasal dari LKSA Tat Twam Asi Denpasar (4 orang), LKSA K.H.Mas Mansyur Denpasar (4 orang), LKSA SOS Desa Taruna Tabanan (4 orang), LKSA Widya Asih Badung (2 orang), LKSA Anak-Anak Bali (1 orang), LKSA Benih Harapan Badung (1 orang), LKSA Sekar Pengharapan Badung (1 orang), Yayasan/LKSA Sahabat Anak Bali (1 orang), PSAA Udiyana Wiguna Buleleng (6 orang), LKSA Widya Asih Bangli (3 orang) serta LKSA Semara Putra Klungkung (3 orang).
"Biaya yang digunakan untuk menunjang Kegiatan Bimbingan Fisik, Mental, Spiritual dan Sosial untuk meningkatkan Kemandirian Anak Terlantar Dalam Panti bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali," ungkapnya.