Denpasar (Bisnis Bali)
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, Singaraja mengalami inflasi 0,02 persen pada Mei 2016. Kondisi tersebut sekaligus menempatkan daerah belahan utara Bali ini sebagai kota yang mengalami inflasi terendah dari 67 kota secara nasional untuk Mei.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho, Kamis (2/6) kemarin mengungkapkan, Mei lalu ada 67 kota yang mengalami inflasi dan 15 kota secara nasional terjadi deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak mencapai 1,67 persen dan terendah di Singaraja dan Palangkaraya “Deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,92 persen dan terendah terjadi di Maumere mencapai 0,01 persen,”tuturnya. Jelas Adi, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mencapai 1,50 persen, kelompok sandang 0,59 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,07 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen.
Periode sama, penurunan indeks hanya terjadi pada kelompok bahan makanan mencapai 1,19 persen. Di sisi lain, kelompok kesehatan, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks. Lanjutnya, komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya, bawang merah, apel, daging ayam ras, rokok putih, gula pasir dan mobil.
Sementara itu, khusus kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang dominan pendongkrak inflasi Kota Singaraja, masing-masing disumbang oleh subkelompok minuman beralkohol dan tembakau mencapai 3,24 persen. Selain itu juga ditopang oleh sub kelompok minuman yang tidak beralkohol 1,73 persen, dan subkelompok makanan jadi 0,75 persen. Tambahnya, perbandingan inflasi tahunan laju inflasi tahun kalender mencapai 1,52 persen, dan laju inflasi year on year (Mei 2016 terhadap Mei 2015) mencapai 3,50 persen. Periode yang sama tahun kalender 2015, inflasi Mei 2015 mencapai 0,21 persen, laju inflasi tahun kalender Mei 2016mencapai 1,00 persen, dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2015 terhadap Mei 2014) mencapai 8,25 persen.
Sumber : Bisnis Bali