WAKIL Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, mengatakan inflasi yang rendah dan stabil akan menjadi pondasi yang kokoh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
“Guna mencapai hal tersebut, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah provinsi telah menginisiasi pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di seluruh kabupaten/kota. Kesepakatan ini telah direalisasikan pada 11 Februari 2015, melalui penandatanganan SK pembentukan TPID di seluruh kabupaten/kota di Bali,”ujarnya,
Dengan terbentuknya TPID di seluruh kabupaten/kota, katanya, berbagai program dapat disinergikan sehingga pengendalian inflasi menjadi lebih efektif dan efesien,”Hal ini dibuktikan dengan capaian inflasi Bali tahun 2015 sebesar 2,75 persen (yoy), merupakan tingkat inflasi terendah dalam kurun waktu 19 tahun terakhir,”tegasnya.
Menurut Sudikerta, sampai pertengahan 2016, keberlanjutan pelaksanaan kegiatan program-program pengendalian inflasi terus dilaksanakan secara konsisten dan terintegrasi. Kegiatan pasar murah dan operasi pasar semakin banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat.”TPID berhasil mempublikasikan secara luas harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg sebesar Rp 14.500, jauh dibawah harga pasar di kisaran Rp 20 ribu, Alhasil, tingkat inflasi Bali juni 2016 tercatat 2,96 persen (yoy) dan inflasi tahun kalender Bali pada Juni 2016 tercatat 1,05 persen (ytd), merupakan capaian terendah dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir,”imbuhnya.
Sudikerta mengatakan inflasi rendah sepanjang tahun 2015 dan 2016, memberi manfaat yang positif bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini diindikasikan oleh penurunan tingkat kemiskinan Bali pada posisi maret 2016 tercatat sebesar 4,25 persen, lebih rendah dibandingkan Maret 2015 sebesar 4,74 persen dan periode September 2015 sebesar 5,25 persen.
Sumber : Tribun Bali