Adanya masukan Kelompok Ahli dalam Forum
yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Bali secara virtual, Jumat, 18 Pebruari 2022 memberi warna tersendiri bagi semua peserta rapat. Pasalnya dalam diskusi acara tersebut, Kelompok Ahli (Pokli), Tjok Bagus Oka mengusulkan rencana strategis pembangunan Bali ke depannya di bidang kesehatan, diantaranya adalah agar Bali memiliki Sarana Pengelolaan Limbah Medis, disiapkannya RS Khusus Infeksi dan penggalian serta pemberian ruang untuk pelayanan kesehatan Tradisional Bali. Usul ini digali setelah adanya masukan organisasi ARSSI Bali yang disampaikan oleh dr. Fajar Manuaba terkait usulan Kemandirian Bali dalam Pelayanan Kesehatan.Sementara itu, Kelompok Ahli lainnya yaitu Prof. I Nyoman Sudiana lebih menyoroti pada pengkombinasian pengobatan Tradisional dengan medis. Beliau mencontohkan bahwa di masyarakat, khususnya mereka yang patah tulang, tidak mau biasanya langsung ke rumah sakit, tetapi lebih memilih dibawa ke tukang pijat patah tulang.
Untuk stunting Prof. Sudiana juga mengusulkan agar terus melakukan pembenahan serta melaksanakan pencegahan. Meskipun saat ini Bali masih sangat baik dalam menangani hal itu.
Prof. Sudiana juga menekankan agar layanan digital seperti SIK-KBS agar terus dikembangkan fiturnya. Agar masyarakat Bali lebih mudah mengakses layanan kesehatan ke depannya.
“Saya kira apa yang dikembangkan Dinas Kesehatan Provinsi Bali terkait Sistem Informasi Kesehatan Krama Bali Sejahtera harus dikembangkan fiturnya. Sehingga masyarakat semakin mudah mengakses layanan serta kebutuhan akan pelayanan kesehatan keluarga mereka,”katanya.
Pertemuan tersebut diikuti 73 peserta yang berasal dari OPD terkait, instansi vertikal, ibstitusi pendidikan tenaga kesehatan, asosiasi Rumah Sakit, organisasi profesi Dinkes dan RSUD Kab/Kota se- Bali serta pejabat lingkup Dinas Kesehatan Prov.Bali. Acara berlangsung pukul 09.00 – selesai, dipandu oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Made Suwitra.