Berbagi kasih di Tumpek Krulut. Tahun ini Tumpek Krulut jatuh pada tangal 18 Februari 2023, bertepatan dengan Israj Miraj. Tumpek Krulut yang sering disebut Tumpek Lulut berasal dari kata Lulut, yang dalam bahasa Bali berarti jalinan atau rangkaian. Diyakini, taksu Tumpek Krulut mampu menumbuhkan rasa cinta kasih dan kebahagiaan.
Mungkin dari sanalah Tumpek Krulut kerap disandingkan dengan hari kasih sayang. Bahkan sering pula disebut sebagai hari Valentine-nya umat Hindu di Bali. Sejatinya, Tumpek Krulut sudah ada sejak dulu kala, dan saat ini mulai populer sebagai Rahina Tresna Asih atau Hari Kasih Sayang. Terlebih setelah Gubernur Bali, Wayan Koster secara konsisten menerapkan nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi sebagai tata titi kehidupan masyarakat Bali.
Pemprov Bali telah mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) Bali Nomor 2 Tahun 2023 tentang Perayaan Rahina Tumpek Krulut dengan Upacara Jana Kerthi sebagai Pelaksanaan Tata Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. Salah satu kegiatan yang diimbau untuk dilaksanakan adalah melaksanakan kunjungan dan kepedulian sosial ke Panti Asuhan.
Menindaklanjuti Ingub tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali pada Jumat (17/2) melaksanakan kunjungan ke Yayasan Dharma Jati II. Memang tidak banyak yang bisa disumbangkan, hanya sekedar tali kasih, namun didasari niat berbagi dari hati tulus ikhlas. Senyum anak-anak yg polos, yang dalam umurnya yang belia harus menghadapi tantangan hidup yg keras, memberi semangat untuk kedepannya terus bisa berbagi kebahagiaan. Saat ini, tidak kurang 51 orang anak yatim piatu diasuh di Yayasan ini.
Menurut Pendiri Yayasan Dharma Jati, Wayan Nika, yayasan ini telah berhasil mendidik dan membesarkan ribuan anak-anak terlantar sehingga mereka memperoleh pendidikan yang layak dan memiliki pekerjaan untuk kehidupannya. “Sudah ribuan anak yang dibesarkan oleh yayasan ini, tentunya dengan perhatian dari segala pihak yang ikut serta membantu dan memberikan donasi kepada yayasan agar dapat memberikan kebutuhan pokok dan pendidikan bagi anak-anak disini,” kata Nika.
Awal mula berdirinya Yayasan Dharma Jati ini adalah hasil dari jerih payah I Wayan Nika mengumpulkan dana dari usahanya menjual kayu api hingga menjadi fotografer keliling. “Yayasan ini saya dirikan benar-benar murni dari hasil jerih payah saya sendiri, mulai dari menjual kayu api, hingga menjadi tukang foto keliling,” ungkapnya.
I Wayan Nika pun membagikan cerita suka duka dalam memperjuangkan Yayasan yang didirikannya ini, dari menggadaikan cincin yang tidak bisa ditebus, hingga menjual kendaraan agar dapat membeli lahan yang digunakan untuk menampung anak-anak lebih banyak lagi. “Banyak suka dukanya, waktu itu dulu saya sempat menggadaikan cincin dan tidak bisa ditebus, lalu menjual kendaraan saya untuk dibelikan lahan guna memperluas yayasan,” ungkapnya.
I Wayan Nika pun berharap ke depannya masyarakat Bali lebih peduli terhadap saudaranya sendiri, agar jumlah anak-anak yang terlantar dan yatim piatu dapat berkurang, dan anak-anak pun dapat menempuh pendidikan yang layak. “Saya berharap agar masyarakat Bali menaruh perhatian lebih kepada saudaranya sendiri, agar tidak ada lagi anak-anak terlantar, yatim piatu dan anak-anak yang tidak mampu menempuh pendidikan yang layak,” ungkapnya.
Yuk ikut berbagi kasih sayang di Rahina Tumpek Krulut.