BADUNG - Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya mengapresiasi penerapan sistem tol non tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) yang digagas Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono. “Ini adalah inovasi dan terobosan untuk menyelesaikan permasalahan di lapangan dan sebuah inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat,” kata Pj Gubernur ketika menghadiri Acara Verifikasi dan Tinjauan Lapangan Calon Penerima Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya untuk Triono Junoasmono di Sheraton Bali Kuta Resort, Jumat (19/7).
Pj. Gubernur mengaku sangat berterima kasih karena Bali akan jadi daerah pertama yang akan menerapkan sistem MLFF dengan menggunakan ruas tol Bali Mandara sebagai pilot projectnya. “Tentu saja kami pemerintah daerah juga sangat tersanjung dengan inovasi yang pertama kali dilakukan di Bali, yang tentu tidak hanya akan dirasakan masyarakat Bali tetapi juga wisatawan karena status Bali sebagai kawasan global dan pariwisata internasional,” tandasnya. “Dengan peningkatan layanan seperti ini maka area-area kemacetan dan antrean di tol bisa terselesaikan. (sistem,red) Ini akan sangat nyaman dan sangat berdampak bagaimana Bali punya kebanggaan, dengan adanya pelayanan yang luar biasa. Kami apresiasi dan berterima kasih,” tambahnya lagi.
Menurut pria kelahiran Singaraja, Buleleng ini dengan adanya efisiensi dan tak ada hambatan di gerbang tol maka secara tidak langsung juga sangat mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan karena pergerakan orang dan barang yang jauh lebih cepat dan tidak terhambat. “Ini kan permasalahan yang memang ada di lapangan dan terima kasih pak Dirjen bisa memikirkan sedemikian rupa. Semoga hal ini bisa berkelanjutan dan sustainable,” imbuh Mahendra Jaya.
Sementara itu Triono Junoasmono menjelaskan uji coba sistem pembayaran tol tanpa henti ini telah ditetapkan di Jalan Tol Bali Mandara. Pada saat sistem teknologi yang juga disebut nontunai nirsentuh nirhenti tersebut telah diterapkan, pengguna jalan tol wajib mendaftarkan kendaraan bermotor yang digunakannya melalui aplikasi. “Dalam dokumen feasibility study Kementerian PUPR, Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp4,4 triliun per tahun akibat antrean kendaraan di gerbang tol. Karenanya, penerapan sistem MLFF dinilai menjadi solusi atas persoalan tersebut,” jelas Triono.
Penerapan MLFF tersebut menurut Triono dilakukan sebagai salah satu inovasi modernisasi jalan tol yang bertujuan untuk menginisiasi transformasi pemeliharaan dan pengoperasian jalan tol yang sudah terbangun. Di samping itu, implementasi MLFF juga akan mengoptimalkan pembayaran jalan tol dengan meningkatkan user experience bagi masyarakat pengguna tol,” ungkapnya lagi.
Penganugerahan Satya Lencana Wira Karya sendiri akan diberikan pada para tokoh yang dinilai telah berjasa dalam mendarmabaktikan dirinya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi dalam setiap kegiatan konferensi-konferensi internasional sehingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain. Tim Verifikasi dan Tinjauan Lapangan Calon Penerima Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya hadir langsung di Bali guna melihat dari dekat sistem MLFF yang telah diujicobakan di Tol Bali Mandara, Tuban, Bali.