Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, Senin (16/3 ), menggelar High Level Meeting yang bertempat di Kantor Bupati Buleleng. Rapat Koordinasi antara petinggi TPID ini dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Bali, Ketut Sudikerta, dan juga dihadiri oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali,Bulog Divisi Regional Bali, dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali serta beberapa SKPD Provinsi Bali.
High Level Meeting TPID kabupaten se-Bali tersebut diadakan sebagai upaya untuk mengatur langkah dan penyamaan persepsi dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok di masing-masing kabupaten. Terutama harga kebutuhan pokok yang dalam beberapa pekan belakangan naik tidak terkendali. “Harga beras di pasaran belakangan cukup tinggi, karena itu kita perlu menyatukan persepsi agar harga beras dapat dijaga fluktuasinya sehingga secara otomatis laju inflasi bisa di kendalikan juga ,”ucap Sudikerta. Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Dewi Setyowati menyebutkan mengenai kenaikan harga beras disebabkan karena kapasitas produksi padi tidak mencukupi kebutuhan sehingga harga cenderung naik.
Untuk menyikapi kenaikan harga beras ini dan juga sekaligus sebagai langkah antisipasi menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Nyepi, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali bekerja sama dengan Perum Bulog Divre Bali bersama–sama menyelenggarakan Pasar Murah yang berlokasi di area Pasar Anyar Singaraja, Kabupaten Buleleng. Pasar Murah ini diadakan selama 3 hari yaitu dari tanggal16 Maret sampai dengan18 Maret 2015. Adapun komoditas yang diperdagangkan mencakup bahan pangan kebutuhan sehari – hari berupa beras, gula, dan bahan pangan utama lainnya yang masuk ke dalam kelompok volatile food(kelompok bahan makanan yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu).
Sebelum menggelar High Level Meeting, TPID Provinsi Bali yang dipimpin oleh Sudikerta yang juga didampingi oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, menyempatkan melakukan kunjungan ke Pasar Anyar Singaraja untuk untuk memantau proses kegiatan Pasar Murah yang diselenggarakan. Adanya pasar murah disambut antusias para masyarakat Kabupaten Buleleng. Pada hari pertama (kemarin) telah terjual 3 ton beras, 250 kg gula pasir, 120 liter minyak goreng, 630 butir telur, bawang putih dan bawang merah masing-masing terjual 20 kg serta sejumlah bahan kebutuhan pokok lainya.
Sudikerta menyebutkan lebih lanjut bahwa kegiatan Operasi Pasar dan Pasar Murah yang digelar terbukti belakangan telah mampu menurunkan laju inflasi bahkan sampai ke tingkat deflasi.”Dua bulan terakhir inflasi sudah dapat ditekan bahkan saat ini sudah deflasi,” sebutnya. Sedangkan Dewi juga menambahkan adanya OP dan Pasar Murah merupakan strategi jangka pendek untuk menetralisir harga-harga. “Sedangkan dalam jangka menengah panjang tanaman pangan harus di berdayakan kembali. Khusus di Bali dengan lahan terbatas dicarikan solusi berupa teknologi yang canggih untuk meningkatkan kapasitas produksi”,” imbuhnya. Lebih lanjut strategi jangka panjang menurut Dewi adalah membangun jaringan distribusi karena sebagian besar barang-barang masuk ke Bali dari Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk.”Kedepan harus ada pemisahan antara pelabuhan barang dan manusia sehingga jalur distribusi menjadi semakin cepat,” tandasnya.