Pagi Jumat yang cerah, 4 Juli 2025, menyambut langkah-langkah hati-hati tim dari Bappeda Provinsi Bali. Mobil yang ditumpangi perlahan menyusuri jalan berliku dan sempit di sekitar Subak Dalam, menuju sebuah tempat di mana kasih sayang bersemi: Yayasan Sayangi Bali. Bukan sekadar kunjungan formal, melainkan sebuah uluran tangan kemanusiaan yang tulus.
Setibanya di lokasi, kehangatan langsung menyelimuti. Dewa Putu Wirata, Ketua Umum Yayasan Sayangi Bali, bersama para perawat menyambut tim dengan senyum ramah. Di teras yang lapang, canda tawa ringan mewarnai suasana, di antara deretan piagam penghargaan yang terpampang bangga di dinding. Penghargaan bergengsi seperti Vasudhaiva Kutumbakam dari Walikota Denpasar dan Janahita Sewakan Nugraha dari Gubernur Bali menjadi saksi bisu dedikasi yayasan ini dalam merawat tunas-tunas harapan.
Dewa Putu Wirata dengan penuh haru menuturkan kisah di balik yayasan yang didirikan oleh Dewa Made Griya ini. "Kami hadir untuk menyalurkan rasa kemanusiaan, melihat adanya bayi-bayi yang dibuang dan anak-anak terlantar," ujarnya. Visi yayasan begitu mulia: memberi perlindungan dan kehidupan yang lebih layak bagi bayi-bayi terlantar. Misi mereka tak kalah mulia, merawat para bayi hingga kasus hukumnya rampung di kepolisian, sebelum akhirnya diserahkan ke Dinas Sosial untuk diproses menemukan orang tua angkat melalui Tim Pertimbangan Perizinan Pengangkatan Anak Provinsi Bali dan menyalurkan bantuan kepada mereka.
Saat ini, Yayasan Sayangi Bali merawat tujuh jiwa mungil, tiga di antaranya masih bayi dan dua lainnya merupakan anak-anak difabel yang membutuhkan perhatian ekstra. "Selama penelantaran itu kasusnya masuk ke ranah kepolisian, sampai proses hukum itu selesai, bayi-bayi tersebut akan dititipkan di Yayasan Sayangi Bali ini," jelas Dewa Putu Wirata. "Kemudian apabila prosesnya sudah selesai, maka akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk dilanjutkan proses mendapatkan orang tua melalui Tim Pertimbangan Perizinan Pengangkatan Anak."
Merespons panggilan kemanusiaan ini, Sekretaris Bappeda Bali, Dewa Gede Dharma Putra, didampingi Kasubag Keuangan, Kasubag Umum dan Kepegawaian, serta Ketua Tim Penyusunan Program, tak datang dengan tangan kosong. Mereka menyerahkan bantuan sosial berupa pampers, minyak kayu putih, tisu basah dan kering, sabun, serta sejumlah uang tunai. Semua itu merupakan sumbangan tulus dari para pegawai Bappeda Provinsi Bali, wujud nyata kepedulian mereka.
Rona sukacita terpancar jelas di wajah Dewa Putu Wirata. "Terima kasih banyak atas semua bantuan ini, sangat bermanfaat bagi anak-anak kami," ucapnya tulus. Doanya sederhana namun penuh makna, "Semoga proses mendapatkan orang tua angkat dapat berjalan dengan baik, agar mereka mendapat keluarga yang lebih baik lagi dan dipelihara seperti anak sendiri."
Kunjungan pagi itu bukan hanya sekadar penyerahan bantuan, melainkan sebuah jembatan kasih yang menghubungkan hati. Sebuah pengingat bahwa di tengah hiruk pikuk kehidupan, masih ada tangan-tangan yang peduli, siap merangkul dan memberi harapan bagi masa depan tunas-tunas bangsa yang membutuhkan.