SLBN 1 KARANGASEM – Pada hari selasa, 22 Oktober 2024 SLBN 1 Karangasem melaksanakan kegiatan parenting. Tema yang diusung pada kegiatan ini adalah “Membangun Kolaborasi Orang tua dan Guru dalam Optimalisasi Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus”. Kegiatan ini menghadirkan praktisi okupasi terapi Ibu Ni Ketut Eko Buana Sari. Kegiatan parenting SLBN 1 Karangasem dilaksanakan sekali dalam setahun yang melibatkan orang tua dan juga bapak dan ibu guru. Sesuai dengan pesan dari Ibu Mudi Dwikora Hesti selaku Kepala SLBN 1 Karangasem saat sambutan yang menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi dukungan pengetahuan pada orang tua peserta didik agar anak-anak bisa lebih mandiri di masa yang akan datang.
“Kami pihak sekolah tidak hanya memberikan dukungan pada kecakapan akademik tetapi juga membantu mengarahkan, melayani putra-putri bapak dan ibu sekalian dalam keterampilan hidup mandiri di kemudian hari” ungkap beliau.
Pada sesi pemaparan materi dijelaskan diantara layanan yang dapat mengembangkan kemandirian pada peserta didik, salah satunya adalah dengan melakukan terapi okupasi. Terapi okupasi merupakan terapi rehabilitasi yang membantu seseorang mengatasi tantangan fisik, mental, atau emosional untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai terapi okupasi yaitu pertama adalah asesmen. Asesmen dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak yaitu terapis okupasi, psikolog, orang tua, dan pengasuh. Selanjutnya adalah diskusi tujuan terapi, tujuan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing anak. Saat program terapi sudah disepakati, program akan dilaksanakan, dan akan di re-evaluasi untuk menilai apakah program sudah sesuai dengan kebutuhan anak
Untuk mendukung keberhasilan terapi okupasi, Ibu Ketut Eko juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, keterampilan motorik anak. Motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar. Saat akan membuat program okupasi pada anak, keterampilan motorik tersebut berhubungan dengan berbagai fungsi yang akan dikembangkan kedepannya. Aspek selanjutnya adalah keterampilan kognitif, pengembangan kognitif anak berhubungan dengan perhatian, memori, dan pemecahan masalah. Tentu keterampilan kognitif ini nantinya akan banyak berhubungan dengan kemandirian hidup anak sehari-hari.
Terapi okupasi juga berhubungan dengan pengembangan kemandirian pada anak. Untuk mendukung kemandirian anak-anak kelak di masyarakat, penting untuk mengembangkan keterampilan sosial mereka. Keterampilan sosial sangat erat kaitannya dengan cara anak berhubungan dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Selain itu, program okupasi juga berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan keterampilan hidup sehari-hari. Keterampilan ini terbagi menjadi dua yaitu ADL (Activities Daily Living) yaitu pengembangan aktivitas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti mandi dan makan, dan juga IADL (Instrumental Activities Daily Living) yaitu pengembangan aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas yang lebih kompleks misal memasak dan mengelola keuangan.
Semua layanan yang diberikan untuk mendukung kemandirian anak, berhubungan dengan waktu pelaksanaan layanan tersebut. Semakin dini penanganan diberikan kepada anak, maka akan semakin besar potensi anak untuk semakin berkembang. Pelaksanaan berbagai layanan untuk pengembangan anak-anak spesial membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tentunya dalam hal ini keluarga, sekolah, dan juga lingkungan terdekat anak. Maka dari itu, melalui kegiatan ini SLBN 1 Karangasem berupaya untuk memberikan dukungan yang optimal untuk mengembangkan kemandirian masing-masing peserta didik. Pada kegiatan parenting ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua dan juga guru dalam rangka untuk mendukung kemandirian peserta didik di masa yang akan datang.
Red/ Ega Edva Nurusyifa’ Hartono, S.Pd.