×

Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat<br>BI Panen Padi Bersama di Subak Pulagan

Rabu, 28 Oktober 2015 pukul 08.56 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

PANEN padi bersama dilakukan di areal seluas 10,057 hektar di Subak Pulagan, Kecamatan Tampaksiring Selasa (27/10) kemarin. Penanaman padi yang sempat memecahkan rekor Muri ini, dilakukan oleh Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta, Kepala Perwakilan BI Bali, Bupati Gianyar serta TNI/Polri.

  Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, Dewi Setyowati, dalam laporannya menyampaikan panen perdana padi organik yang ditanam di demplot seluas 10 Ha lebih di Subak Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar ini diharapkan akan menjadi contoh bagi subak lain di Bali, untuk segera menanam dengan metode serupa. “Kami menginisiasi penggunaan kembali pupuk organik dan secara berangsur mengurangi penggunaan pupuk kimia. Karena jika terus-menerus dilakukan dapat menurunkan kualitas tanah dan berakibat menurunnya produktivitas,” ungkapnya.

  Panen perdana padi organik tersebut, menghasilkan 8-9 ton gabah per hektar. Jumlah itu jauh melebihi hasil sebelumnya, dimana petani hanya menghasilkan sekitar 5 ton gabah per hektar dengan metode penenaman konvensional dengan pupuk kimia. “Metode penanaman padi di subak itu menggunakan SRI (system of rice intensification) dan tanam Jajar Legowo yang telah memberikan hasil memuaskan di beberapa daerah di Indonesia,” ucapnya.

  Menurutnya, metode ini memiliki keunggulan utama adalah penghematan air sampai dengan 20-30%. Selain itu, benih yang dibutuhkan hanya 5-7 kg/ha, jauh lebih hemat dari metode konvensional (50 kg/ha).

  Sementara itu, Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi atas kerja sama BI dan Pemkab Gianyar menanam padi organik di Subak Pulagan. Wagub berharap kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil petani dan mengurangi alih fungsi lahan.

  Sementara Kepala Kelompok Tani, Ternak dan Ikan Pulagan, Sang Nyoman Astika, menyatakan sebagian anggota subak sebelumnya enggan mengadopsi sistem tersebut, menyatakan penyesalan. Diakuinya, metode yang mereka adopsi saat ini akan berdampak terhadap kesejahteraan, karena pendapatan meningkat. Ditambah lagi, kelompok ini sudah kuat secara organisasi dan kompeten dengan mendirikan kelompok lembaga keuangan masyarakat dengan modal saham Rp 8 juta. “Sekarang anggota yang belum ikut karena dulu merasa tanahnya sulit kalau pakai pupuk organik dan takut tanaman mati, sekarang begitu mengerti mereka akan ikut gabung,” ucapnya.

  Sementara itu, Bupati Gianyar Anak Agung Gede Agung Bharata menyampaikan, melalui kegiatan ini diharapkan akan makin meningkatkan minar generasi muda khususnya di Subak Pulagan untuk terjun dalam bidang pertanian. Di samping itu, pemerintah Kabupaten Gianyar, akan terus melakukan penataan dan pengembangan kawasan Subak Pulagan sebagai Warisan Budaya Dunia yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO.

Sumber : Bali Post 28 Oktober 2015