Buleleng - Pj. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. drg. Ida Mahendra Jaya mendorong perajin meningkatkan kreativitas dan inovasi agar menghasilkan karya yang diterima pasar. Hal itu disampaikannya saat meninjau pelaku IKM di wilayah Kabupaten Buleleng, Kamis (Wraspati Wage Medangkungan) 2 Mei 2024.
Didampingi Pj. Ketua Dekranasda Kabupaten Buleleng Ny. Paramita Lihadnyana dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta, Ida Mahendra mengawali kunjungan di Din'z Handmade yang berlokasi di Desa Sambangan, Kecamatan Buleleng. Kedatangan Ida Mahendra beserta rombongan disambut Luh Putu Dina Febriana Dewi selaku pemilik Din'z Handmade. Dina menjelaskan, usaha yang dirintis sejak tahun 2019 ini memproduksi produk kerajinan berupa tas, topi, dompet dan busana berbahan kain dengan pewarna alami. "Untuk memanfaatkan sisa kain yang cukup banyak, belakangan kami juga memproduksi busana," ungkapnya. Terkait pemasaran, ia mengoptimalkan media online dan mengikuti pameran yang difasilitasi Bank Indonesia. Karena mengusung tema alam, produk Din'z kerap dilirik oleh penyelenggara kegiatan yang mengusung tema lingkungan. Keberadaan bengkel kerja Din'z Handmade juga berdampak positif bagi lingkungan sekitar karena menyerap cukup banyak tenaga kerja. Ida Mahendra salut dengan kreativitas Dian dalam membuat karya handmade berkualitas. "Gali terus kreativitas dan inovasi agar lebih banyak peminat," ujarnya menyemangati.
Peninjauan dilanjutkan ke IKM Ayu Windy yang beralamat di Jalan Bekisar, Desa Baktiseraga. Ayu Windy bercerita, ia bergerak dalam usaha produksi busana berbahan endek. "Selain menawarkan kain, kami di sini banyak memproduksi busana kerja berbahan endek," ucapnya. Ida Mahendra memuji desain busana yang dihasilkan Ayu Windy dan mendorongnya agar terus mengikuti trend pasar. Ia juga kagum karena Ayu Windy punya misi pelestarian endek melalui pelatihan menenun. "Bagus untuk memotivasi anak muda agar mau menekuni bidang ini," ujarnya.
Lokasi berikutnya yang disambangi adalah IKM Artha Dharma Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Kehadiran Ida Mahendra disambut I Ketut Rajin selaku pemilik pertenunan yang langsung memperkenalkan sejumlah produk unggulan. Menurut Rajin, ciri khas pertenunan Artha Dharma adalah perpaduan songket dan endek dengan pewarnaan alami. Ia pun terus melakukan inovasi dengan menciptakan motif baru. "Tak hanya terpaku pada motif yang sudah ada, kami ciptakan motif baru seperti lumba-lumba dan Singa Ambara Raja," cetusnya. Lebih dari itu, pertenunan Artha Dharma menerapkan konsep hulu ke hilir melalui budidaya ulat sutra yang benangnya dimanfaatkan sebagai bahan tenun. Dengan menggunakan benang sutra alami tanpa melalui proses olahan pabrik, ia menciptakan jenis kain yang ekslusif. "Tiap motif kami buat hanya satu, limited edition adalah keunggulan karya kami," tambahnya. Ida Mahendra nampak sangat mengagumi karya yang dihasilkan Pertenunan Artha Dharma. Ia juga meninjau proses pembuatan, mulai dari budidaya ulat sutra penghasil benang lanjut pemintalan dan proses menenun hingga jadi kain yang cantik.
Kunjungan diakhiri di IKM Gegaen Lima, Banjar Dinas Ceblong, Desa Sudaji. Usaha milik Luh Rusmiati ini menghasilkan beragam produk kerajinan berbahan hasil daur ulang koran bekas. IKM Gegaen Lima menghasilkan ragam kerajinan menarik, mulai dari tas, piring, alas kursi, hiasan dinding, tempat sampah dan lainnya. Ida Mahendra sangat mengapresiasi IKM ini, karena selain menghasilkan ragam produk kerajinan menarik, keberadaannya juga berkaitan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan. Nampak tertarik dengan hasil karya Gegaen Lima, Ida Mahendra memborong sejumlah produk yang dipajang.
Selain meninjau IKM, rombongan Dekranasda Bali juga menyambangi Pusat Latihan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM Kabupaten Buleleng. Ida Mahendra mengapresiasi keberadaan pusat latihan yang dimaksudkan untuk mendorong kemajuan usaha kerajinan di Bumi Panji Sakti ini. Untuk keberlanjutan PLUT, ia menyarankan pembinaan berkesinambungan yang dibarengi dengan kepastian pemasaran.