×

Wagub Cok Ace Terima Suntikan Vaksin Covid-19 Tandai Vaksinasi Tahap ke-2 di Bali

Rabu, 24 Februari 2021 pukul 15.49 (3 tahun yang lalu) | Oleh Admin

Wagub Cok Ace Terima Suntikan Vaksin Covid-19 Tandai Vaksinasi Tahap ke-2 di Bali

Vaksin Tahap 2 akan Sasar Lansia dan Pelayan Publik 

 

Denpasar - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menerima suntikan vaksin covid-19 sekaligus menandai tahap kedua program vaksinasi di Provinsi Bali. Wagub yang akrab disapa Cok Ace yang didampingi pula oleh Ny Putri Haryani Ardana Sukawati tersebut menerima suntikan vaksin di RS Bali Mandara (RSBM), Sanur, Denpasar pada Rabu (24/2) siang. 

Seusai memperoleh suntikan vaksin, penglingsir Puri ubud tersebut mengaku bersyukur diberikan kesempatan untuk mendapatkan suntikan vaksin tahap kedua yang secara prioritas akan menyasar masyarakat kategori lansia tersebut. “ Banyak yang bayangkan, vaksinasi (covid-19,red) untuk lansia itu menakutkan tetapi setelah diikuti prosesnya aman-aman saja,” tandas mantan Bupati Gianyar ini setelah masa observasi pasca suntikan. “ Tidak ada gejala mual, pusing, dan semua baik-baik saja,” ucapnya lagi. 

Untuk itu, Wagub Cok Ace mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengikuti proses vaksinasi covid-19 yang diprogramkan pemerintah dan mendukung penuh upaya pemulihan pasca pandemi. “ Ngiring divaksin, agar Bali gelis aman dan sehat,” ajaknya. 

Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menjelaskan bahwa vaksinasi tahap kedua tersebut utamanya akan menyasar para lansia dan sektor pelayanan publik. “ Bisa pejabat negara, anggota dewan, ASN, pelaku pariwisata hingga pedagang pasar, semuanya masuk kategori pelayan publik,” tukas Suarjaya.

Vaksinasi kepada pejabat publik seperti Wagub dan sosok pejabat publik dan tokoh masyarakat lainnya menurut  Suarjaya, juga sebagai suatu bentuk pesan kepada masyarakat bahwa vaksin bukanlah suatu yang patut ditakutkan. “ Sosok pejabat publik serta tokoh masyarakat, yang diantaranya juga masuk kategori lansia tersebut menunjukkan bahwa kita tidak perlu takut di-vaksin. Semua harus turut divaksin agar lebih aman dan imun terhadap covid-19,” ujar Suarjaya.

Dirinya juga menjabarkan bahwa orang yang telah divaksin kemungkinan terinfeksi covid-19-nya tiga kali lebih rendah dari orang yang tidak memperoleh vaksin. “ Orang yang sudah divaksin juga kemungkinannya tiga kali lebih ringan efeknya jika terinfeksi covid-19. Namun walaupun sudah divaksin harus digarisbawahi masih harus tetap mengikuti protokol kesehatan, tetap tidak boleh abai,” katanya. “ Vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan pada setiap orang dan masyarakat agar kita memiliki kekebalan komunitas atau herd imunity,” tambahnya lagi.

Suarjaya juga menjelaskan bahwa untuk mencapai tingkat imunitas tertinggi, dari penelitian yang telah dilakukan butuh waktu selama 4 minggu sejak vaksin disuntikkan. “ Diharapkan dengan vaksinasi kedua, akan ada booster atau muncul kekebalan tambahan,”  pungkasnya.

Bersamaan dengan Wagub Cok Ace, nampak pula turut menerima suntikan vaksin pada kesempatan tersebut Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali Trisno Nugroho, Kepala Ombudsman Perwakilan Bali  Umar Ibnu Al Katab, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII I Nengah Dasi Astawa, serta Bendesa Agung/Ketua MDA Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. Selain itu, Gubernur Bali periode 1998-2003 dan 2003-2008 Dewa Made Beratha juga hadir menerima dosis vaksin berjenis sinovac yang dikirim PT Biofarma tersebut. 

Sebelum mendapatkan suntikan vaksin, para penerima akan diarahkan dahulu untuk mengecek kondisi tubuh serta mendapatkan proses screening untuk mengetahui riwayat kesehatan serta alergi yang dimiliki. Setelah proses penyuntikan, penerima vaksin akan menjalanai proses observasi selama 30 menit untuk melihat ada tidaknya efek samping terhadap penerima. 

Seperti diberitakan sebelumnya vaksinasi tahap kedua di Bali ini menyasar sebanyak 663.169 oarang. Mereka yang akan mengikuti vaksinasi tahap kedua adalah Lansia 340.683 sasaran, pendidik 79.185 sasaran, pedagang pasar 75.757 sasaran, tokoh agama 1.240 sasaran, DPRD 411 sasaran, dan aparatur sipil negara (ASN) 54.444 sasaran. Selain itu, aparat keamanan 23.201 sasaran, pelayanan publik 53.582 sasaran, transportasi publik 27.554 sasaran, atlet 50 sasaran, serta petugas pariwisata, hotel, dan restoran sebanyak 7.062 sasaran.