Pada November 2018, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm) atau 3,43% (yoy). Secara bulanan, pencapaian ini masih lebih tinggi dibanding Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,27% (mtm). Demikian juga secara tahunan, pencapaian inflasi Bali juga masih lebih tinggi dibanding Nasional yang sebesar 3,23% (yoy). Tendensi peningkatan tekanan inflasi didorong oleh inflasi yang terjadi pada beberapa komoditas pangan antara lain bawang merah, beras, daging babi, dan daging ayam ras. Sementara kelompok administered prices turut menunjukkan tendensi peningkatan didorong oleh kenaikan tarif air minum PAM, bensin, dan angkutan udara. Meskipun demikian, deflasi yang terjadi di beberapa komoditas pangan seperti kelompok perikanan dan kelompok cabai menahan laju peningkatan inflasi Bali yang lebih tinggi.
Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi di Bali. Kota Denpasar mencatat inflasi 0,34% (mtm) atau 3,71% (yoy), sementara kota Singaraja mencatat inflasi 0,10% (mtm) atau 2,16% (yoy). Dibanding kota sampel lainnya, pencapaian inflasi Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level yang moderat.
Inflasi Bali pada November 2018 masih terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional. Namun demikian, ke depan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko seiring penyesuaian harga pada kelompok administered prices dan risiko peningkatan harga komoditas pangan seiring adanya potensi kenaikan permintaan, didorong oleh peak season pariwisata pada triwulan IV 2018. Inflasi Bali pada bulan Desember 2018 diperkirakan meningkat pada kisaran 0,75% (mtm). Dengan demikian, inflasi pada triwulan IV 2018 diperkirakan berada pada kisaran 3,10% (yoy).
Pengendalian inflasi Provinsi Bali ke depan masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) Tendensi kenaikan curah hujan membawa risiko akan inflasi kelompok volatile food, (ii) Risiko kenaikan harga pangan dan transportasi seiring dengan masuknya peak season pariwisata di akhir tahun, dan (iii) tendensi kenaikan harga emas dan minyak dunia mengikuti tren peningkatan komoditas global.
Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga baik melalui forum koordinasi dan tindak lanjut nyata dengan OPD terkait. Program kerja TPID akan difokuskan pada seluruh aspek mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar insidentil juga akan dilanjutkan sehingga diharapkan dapat menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi pelaku ekonomi.
Jun 2018 |
Jul 2018 |
Ags 2018 |
Sept 2018 |
Okt 2018 |
Nov 2018 |
|
IHK, % yoy |
3,47 |
3,83 |
3,75 |
3,60 |
3,62 |
3,43 |
IHK, % mtm |
0,34 |
0,47 |
0,23 |
-0,55 |
-0,09 |
0,30 |