×

Bali Alami Deflasi Perdesaan 0,45 Persen

Senin, 9 Mei 2016 pukul 09.06 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

 Denpasar (Bisnis Bali)

  Pada April 2016, Provinsi Bali mengalami deflasi perdesaan mencapai 0,45 persen, lebih kecil disbanding deflasi tingkat nasional yang mencatat 0,50 persen. Penyumbang deflasi Pulau Dewata ini diakibatkan oleh turunnya rata-rata harga di kelompok transportasu dan komunikasi serta kelompok bahan makanan pada April 2016 lalu.

  “Penurunan tersebut masing-masing 2,37 persen dan 0,69 persen. Komoditasnya antara lain bensin, cabai rawit, beras, telur ayam ras, cabai merah, dan tongkol yang mengalami penurunan harga dari sebelumnya,” tutur Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, I Nyoman Subadri di Denpasar, baru-baru ini. Ia menerangkan harga konsumen perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh indeks harga konsumsi rumah tangga petani yang merupakan komponen dalam indeks harga yang dibayar petani. IHK perdesaan terdiri atas tujuh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi .

  Imbuhnya, perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi atau deflasi di wilayah perdesaan. Jelas Subadri, secara nasional terjadi deflasi perdesaan 0,50 persen waktu yang sama. Berdasarkan pengamatan indeks konsumsi rumah tangga petani di perdesaan pada April 2016, tercatat sebagaian besar wilayah di Indonesia mengalami deflasi. Katanya, deflasi perdesaan tertinggi tercatat di Provinsi Jambi mencapai 1,40 persen dan terendah di Provinsi Banten 0,16 persen. “Periode yang sama ada juga beberapa provinsi mengalami inflasi perdesaan. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Papua 0,34 persen dan terendah di Kalimantan Timur 0,01 persen,”ujarnya.

  Sementara itu, meski di Bali mengalami deflasi perdesaan pada April 2016 lalu, pada periode yang sama ada kelompok lainnya tercatat mengalami inflasi, yakni kelompok bahan makanan yang naik 0,42 persen, perumahan 0,55 persen, sandang 0,23 persen, kesehatan 0,28 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,36 persen

Sumber : Bisnis Bali