Kepala Bappeda Provinsi Bali didaulat sebagai koordinator bidang konferensi pada gelaran besar Pemprov Bali bertajuk Bali Digital Festival 2022. Festival yang terbuka untuk umum dan gratis ini berlangsung selama tiga hari mulai 8-10 April 2022, bertempat di Hotel Grand Inna Bali Beach Sanur.
Kepala Bappeda Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra saat usai rapat koordinasi bidang konferensi, Selasa, 29 Maret 2022, menyampaikan, saat ini sudah disusun agenda tiga konferensi dengan topik yang berbeda-beda dan menarik.
Konferensi-1 di hari Jumat, 8 April 2022, yang dirangkaikan dengan pembukaan akan disampaikan Arah dan Kebijakan Transformasi Digital Kerthi Bali oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Beberapa hal menjadi perhatian tentang langkah-langkah strategis dan taktis yang diambil Pemprov Bali untuk memperkuat dan mengakselerasi Transformasi Digital Kerthi Bali. Berbagai kebijakan atau regulasi dibidang pembangunan digital, peta rencana transformasi digital yang sudah disusun, tata kelola dan kelembagaan yang sedang dibentuk, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan telah dijalin, dan penguatan terhadap Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
Perlu diketahui bersama, saat ini Pemprov Bali sedang menjalankan empat skenario skema transformasi digital, yaitu: transformasi proses, transformasi model bisnis, transformasi domain, dan transformasi budaya/organisasi, dengan menempatkan teknologi digital tidak hanya sebagai supporting, namun juga sebagai enabler, dan bahkan sebagai driver, yang membawa solusi dan arah baru dalam pembangunan Bali.
Pada hari yang sama dengan tema Peran Digitalisasi dalam Pembangunan Ekonomi Kerthi Bali yang disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali, yang di dalamnya telah disusun konsep jangka pendek, menengah, dan jangka panjang implementasi peta jalan tersebut. Terdapat enam strategi besar Transformasi Ekonomi Bali, yaitu Bali Pintar dan Sehat, Bali Produktif, Bali Hijau, Bali Smart Island, Bali Terintegrasi, dan Bali Kondusif, yang mana otomatisasi dan digitalisasi memegang peran yang sangat penting dan menjadi bagian yang menyatu dalam pembangunan Ekonomi Kerthi Bali.
Tema berikutnya adalah BALI, The Digital FAB Island yang disampaikan oleh Ketua Dewan TIK Nasional Ilham Akbar Habibie. Bali Fab Island merupakan suatu Fabrikasi di pulau Bali, memiliki peralatan- peralatan canggih seperti mesin laser cutter, 3D Printer dan teknologi digital canggih lainnya dengan konsep open access dan open design. Fab Island akan terjalin satu sama lain melalui jaringan global namun independent secara finance sesuai kondisi lokal. Itu sebabnya fab island dikenal sebagai local fab dengan jaringan global yang mempunyai tagline “how to make almost anything”.
Pada sesi siang dilaksanakan Konferensi-2 mengambil topik Visi Digital, menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dengan tema Bali Digital Tourism. Pariwisata Digital menjadi sebuah keharusan bagi Bali. Pemerintah Provinsi Bali telah menerbitkan berbagai regulasi untuk memperkuat penyelenggaraan Pariwisata Digital. yang bertujuan memperkuat tata kelola penyelenggaraan pariwisata budaya Bali yang berdampak pada meningkatnya kualitas layanan terhadap publik khususnya wisatawan dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Membangun ekosistem digital pariwisata budaya Bali, dan untuk mengakses seluas-luasnya peluang ekonomi digital dari penyelenggaraan pariwisata budaya Bali.
Tema selanjutnya Bali The Island Of Startup Hub disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Nasional M. Arsjad Rasjid. Bali Startup Hub merupakan wadah bagi para pelaku startup Bali untuk lebih leluasa dalam berkreasi dan berinovasi. Baik dalam kemudahan akses pendanaan, kerjasama bisnis, membangun kolaborasi, serta beragam jenis kemitraan lainnya. Pembangunan Bali Startup Hub diharapkan tidak hanya menciptakan startup Bali berkembang, berkualitas, dan berdaya saing global, namun juga mampu mengakselerasi pembangunan Ekonomi Kerthi Bali.
Pada hari Minggu, 10 April 2022, konferensi-3 mengambil topik Digital Art, Games Industry, & Animasi yang mungkin lebih sesuai bagi Gen-Z atau generasi Z. Menghadirkan narasumber Prasetyo Budiman, Raka Jana, dan Monez dengan tema Digital Art dan Masa Depan Seniman Bali. Para Gen-Z mungkin tertarik kehadiran teknologi Non-fungible Token atau NFT dengan transaksi cryptocurrency. Narasumber berikutnya Arief Widhiyasa dari AGATE STUDIO membawakan tema Mengembangkan Games & Konten Bertema Budaya Bali. Perkembangan game online atau e-sport sejak pandemi jelas mengalami peningkatan yang luar biasa. Industri game e-sport adalah industri digital nomor 1 di dunia yang besarnya empat kali lipat dibanding industri film dan animasi dengan pertumbuhan 19% per tahun. Potensi industri e-sport ini seharusnya dimanfaatkan oleh pengembang lokal Bali.
Narasumber selanjutnya Daniel Harjanto BROWN BAG STUDIO membawakan materi Menggali Potensi Industri Animasi Berbasis Kearifan Lokal Bali. Dilansir dari data BPS dan Bekraf, pertumbuhan industri animasi lokal sudah ada sekitar 10%. Animator Indonesia sudah sangat banyak yang berkiprah dalam penciptaan film animasi internasional. Bali sendiri adalah gudangnya seniman yang menjadi salah satu modal penting dalam pengembangan industri animasi. Harus ada langkah-langkah strategis untuk dapat menumbuhkembangkan industri animasi di Bali. “Ini merupakan iven besar tahun ini, dan optimis jadi lompatan besar dalam transformasi digital krama Bali,” kata Ika Putra.
Ayo krama Bali hadiri festival besar di tahun ini, Bali Digital Festival 2022: "DIGITAL KERTHI BALI" Enabling Bali as a Digital Creative Paradise. Jangan sampai ketinggalan, ayo daftarkan diri sebagai peserta sekarang juga, karena peserta akan dibatasi sesuai protokol kesehatan.