BADUNG- Bali kembali didaulat sebagai tuan rumah 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific yang merupakan kerjasama antara UN Tourism dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Acara tersebut berlangsung di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, pada 2 - 4 Mei 2024.
Dalam kesempatan itu, Penjabat (Pj.) Gubernur Bali S. M. Mahendra Jaya yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyambut baik para delegasi dan tentunya para panitia yang sudah menjadikan Bali sebagai tuan rumah acara konferensi yang bertujuan mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam industri pariwisata.
Terkait hal itu, Dewa Indra mengatakan bahwa menurut UN Tourism, peran perempuan dalam sektor pariwisata di Asia dan Pasifik adalah 53% dari total populasi, hal tersebut terkonsentrasi pada ketrampilan yang rendah, gaji rendah, peran informal perempuan dan faktor lainnya. Sedangkan partisipasi dan kepemimpinan perempuan memiliki dampak positif bagi pengembangan pariwisata di Indonesia. Untuk itu, Sekda Dewa Indra mendorong Konferensi ini dapat menghasilkan solusi dalam meningkatkan peran perempuan di sektor pariwisata, sehingga dapat sejalan dengan tujuan yang lebih luas dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan merupakan implementasi salah satu komponen dari Sustainable Development Goals (SDGs) yakni kesetaraan gender dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf), Angela Tanoesoedibjo menegaskan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif harus menjadi pelopor kesetaraan gender dan dapat memberikan ruang yang adil bagi perempuan untuk berkreasi dan berkarya demi terwujudnya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Sejatinya perempuan memiliki peranan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya atas peranannya di dalam keluarga tapi juga dalam menunjang kehidupan atau ekonomi keluarga.
"Kita ketahui UMKM di Indonesia adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Serapan tenaga kerja di sektor UMKM mencapai 97 persen, dan yang ingin saya sampaikan di sini bahwa 64 persen pemilik UMKM adalah perempuan," kata Wamenparekraf Angela.
Data ini dikatakan Angela, menunjukkan betapa besarnya peran perempuan bagi perekonomian Indonesia. Perempuan ketika diberi kesempatan diyakini akan memberikan kontribusi yang tinggi.
Akan tetapi di dunia profesional, peranan perempuan masih terbatas. Di level managerial di Indonesia, kiprah perempuan hanya sebesar 33 persen. Sedangkan di sektor pariwisata sedikit lebih tinggi yakni 37 persen.
"Tapi kalau kita bicara representasi, belum merepresentasikan yang sesungguhnya karena populasi perempuan di Indonesia sudah lebih dari 49 persen," ujarnya.
Belum lagi jika berbicara tentang pay gap atau kesenjangan gaji antara perempuan dan laki-laki, yang di tahun 2020 tercatat kesenjangannya masih di angka rata-rata 20 persen.
"Inilah yang ingin kita perjuangkan, kita harus mulai dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pariwisata dan ekonomi kreatif harus jadi pelopor karena bagaimanapun juga mayoritas tenaga kerja di sektor parekraf adalah perempuan dan terbukti juga para pelajar di sektor parekraf juga mayoritas perempuan sebesar 75 persen," kata Angela.
Sebagai informasi acara yang digelar selama tiga hari tersebut dihadiri sekitar 200 peserta yang berasal dari UN Tourism officials, para menteri pariwisata perempuan, tokoh-tokoh perempuan industri pariwisata, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya dari wilayah Asia Pasifik. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Deputi Menteri Pariwisata Maldives Mariyam Nasheetha Nasheed, Direktur Departemen Regional untuk Asia dan Pasifik, Pariwisata PBB Harry Hwang dan undangan terkait lainnya.