×

Bangli Genjot Bibit Hortikultura

Senin, 10 Oktober 2016 pukul 08.33 (7 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

KEINGINAN Pemkab Bangli untuk bisa mengembangkan bibit, khususnya tanaman hortikultura secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan petani belum bisa terealisasi. Penyebabnya karena terbentur ketersediaan lahan.

Menyikapi hal itu, produksi bibit terus digenjot melalui sejumlah petani. Hasilnya cukup baik, tak hanya mampu memenuhi kebutuhan di daerah, tetapi beberapa komoditas juga sudah merambah ke sejumlah daerah di Indonesia.

Plt. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Bangli, Ni Wayan Manik, mengatakan pembibitan tanaman harus didukung dengan lahan yang memadai, layaknya balai benih ikan. Kondisi lingkungannya juga harus mendukung.

Pihaknya menyadari kebutuhan bibit belakangan ini cendrung meningkat. Jenis tanaman yang dilirik petani juga semakin bervariasi, mulai dari bawang, bamboo, kelapa, hingga jeruk.

Pemenuhan permintaan itu dilakukan dengan mengandalkan produksi dari sejumlah tempat pembibitan. Misalnya bamboo, lebih banyak didatangkan dari Desa Landih, Bangli dan Bayunggede, Kintamani. Demikian juga dengan jeruk. Sementara untuk kelapa, dikembangkan petani di Banjar Lumbuan, Desa Sulahan, Susut serta padi di Subak Denan, Desa Apuan, SUsut dan Subak Teba, Desa Banutin, Bangli.

“Karena tidak ada lahan, pengembangan bibit dilakukan oleh petani. Ini yang terus digenjot dan dibina. Harus bisa mandiri,”tegasnya Sabtu (8/10) kemarin.

Lanjut mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli ini, tanaman bawang juga menjadi andalan sektor pertanian Bangli. Guna menggenjot produksinya, bantuan benih juga sudah digelontorkan. Demikian juga dengan pembinaan pengadaan benih secara mandiri terus digulirkan. “Bawang juga terus dikembangkan. Ini potensinya sangat bagus. Petani juga sudah bisa membuat bibit sendiri,”katanya.

Kualitas bibit yang dihasilkan petani cukup unggul. Berkat hal itu, permintaannya tak hanya datang dari kawasan Bangli, tetapi sudah merambah ke sejumlah daerah di Bali dan luar bali. Belakangan ini, pengembangan benih sudah bisa menjadi penopang penghasilan petani bersangkutan. “Tak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan di Bangli. Bibit sudah merambah ke berbagai daerah di Bali. Bambu ada sampai ke Kalimantan,”ujarnya.

Sumber : Bali Post