×

BI Dorong Kerja Sama Antardaerah Jamin Pasokan Pangan di Denpasar

Jumat, 25 Juni 2021 pukul 14.31 (2 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Redaksi9.com - Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2021 terkontraksi -9,85% (yoy), meski sedikit membaik dibanding triwulan IV 2020 yang tercatat -12,21% (yoy).  Hal itu ia sampaikan dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar, Rabu (23/6).

Sementara itu, berdasarkan data BPS, kinerja ekonomi Denpasar di tahun 2020 tercatat kontraksi sebesar -9,42% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,82% (yoy). 

Donny menyebutkan, lapangan usaha utama perekonomian Denpasar yaitu pada sektor Akmamin (21,30%), Jasa Pendidikan (12,74%) dan Konstruksi (11,10%). Namun demikian, Denpasar merupakan kota dengan jumlah usaha mikro, kecil, menengah dan besar tertinggi secara total di Provinsi Bali (97.526 usaha dari total 482.484 usaha di Bali). 

Oleh karena itu, kota Denpasar memiliki potensi dalam pengembangan industri kreatif di kota Denpasar. Didukung dengan adanya Gedung Dharma Negara Alaya, merupakan ruang kreativitas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berkreasi sehingga ke depannya gedung ini diharapkan menjadi pusat kajian dan pengembangan ekonomi kreatif dan kesenian di kota Denpasar. Tentunya, potensi industri kreatif ini diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi kota Denpasar ke depannya.

Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,58% (mtm) pada Mei 2021. Deflasi terjadi pada kota IHK yaitu kota Denpasar sebesar -0,59% (mtm) dan Singaraja sebesar -0,50%. 

“Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain canang sari, cabai rawit dan cabai merah. Meski demikian, harga emas perhiasan, tongkol diawetkan dan minyak goreng mengalami kenaikan. Penurunan harga merupakan dampak normalisasi pasca HBKN di bulan April 2021 di antaranya Galungan dan Kuningan,” beber Donny. 

Bank Indonesia merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk pengendalian inflasi serta pemulihan ekonomi Denpasar ke depan yaitu: (1) akselerasi pembangunan di sektor hilir dan industri kreatif, (2) pemanfaatan pekarangan rumah penduduk untuk penanaman komoditas hortikultura (3) mendorong kerja sama antar daerah, (4) mendorong pembentukan BUMD pangan; dan (5) pemanfaatan aplikasi SiGapura untuk mendukung informasi simetris bagi konsumen dan edukasi belanja bijak.

Senada dengan asesmen Bank Indonesia, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, A.A.G.Bayu Brahmasta, mengatakan dalam paparannya, penanaman komoditas hortikultura seperti cabai di pekarangan rumah penduduk telah dilakukan di kawasan kota Denpasar.

 “Cabai yang ditanam di pekarangan lebih tahan akan hujan dibandingkan yang ditanam di lahan yang luas”, tambahnya. Selain itu, beliau juga mengungkapkan pentingnya kerjasama antar daerah dalam menjamin kelancaran dan ketersediaan pangan di kota Denpasar. 

Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Denpasar, A.A. Gede Risnawan, menegaskan pentingnya mendorong MoU kerjasama antar daerah serta industri kreatif merupakan langkah strategis guna mendorong pemulihan ekonomi Denpasar dan upaya pengendalian inflasi di kota Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar telah menyambut baik rencana kerjasama antar daerah yang akan dilakukan dengan berkoordinasi dengan Bank Indonesia.

Sumber: https://www.redaksi9.com/