Denpasar - Pada era digital yang semakin berkembang pesat, keamanan dan integritas data menjadi tantangan utama yang dihadapi masyarakat. Ancaman manipulasi data, peretasan, dan penyalahgunaan data semakin meningkat, menimbulkan kekhawatiran akan privasi dan keamanan data di dunia maya. Salah satu solusi dari menjaga keamanan dan integritas data adalah menerapkan teknologi Blockchain. Sebagai upaya memperdalam pemahaman untuk dapat mengembangkan dan implementasi teknologi ini, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali mengadakan diskusi sebagai kelanjutan dari event Bali Blockchain Summit dan Pointfest Bali 2024 yang telah sukses diselenggarakan sebelumnya.
Dalam diskusi yang diselenggarakan pada Kamis, 12 September 2024 di Ruang Rapat SPBE Diskominfos Provinsi Bali, CEO Baliola sekaligus founder Mandala Chain, I Gede Putu Rahman Desyanta memaparkan, "Missing link-nya adalah masalah integrity data, karena selama data masih bisa dimanipulasi. Bagaimana kita bisa membangun statistik yang baik kalau data sendiri masih kita pertanyakan," ujarnya.
Teknologi blockchain sendiri menawarkan solusi revolusioner dalam pengelolaan data dan transaksi digital. Dengan mengandalkan enkripsi yang berlapis-lapis dan kompleks, blockchain menjamin keamanan data yang tersimpan. Teknologi ini juga bersifat desentralisasi, di mana otoritas terdistribusi di antara minimal 3 hingga 7 node, menghindari ketergantungan pada satu server pusat. Keunggulan lainnya terletak pada transparansi dan sifat tak-terubah (immutability) dari data yang telah direkam, yang artinya setiap data yang masuk hanya dapat ditambahkan atau dilihat, tanpa bisa dihapus, sehingga menjamin ketelusuran (traceability) dan mencegah penyangkalan (non-repudiation) atas setiap transaksi yang terjadi.
Blockchain bekerja melalui serangkaian proses yaitu pertama, data dienkripsi menggunakan kombinasi kunci privat dan publik. Kemudian, data ini dikumpulkan menjadi satu blok. Selanjutnya, blok tersebut melalui tahap integritas dan konsensus untuk memverifikasi keabsahan data. Akhirnya, proses finalisasi untuk mengunci dan menutup transaksi dalam satu blok serta menghubungkannya dengan blok sebelumnya, membentuk rantai yang tidak dapat diubah.
Penting untuk dicatat bahwa teknologi blockchain bukan hanya terbatas pada penggunaan dalam cryptocurrency seperti Bitcoin. Faktanya, teknologi blockchain dapat diterapkan pada sektor-sektor lainnya seperti pencatatan rekam medis, perbankan, identitas digital, game, project management, AI dan sektor lainnya. Bahkan, teknologi blockchain juga berpotensi untuk diterapkan pada berbagai layanan digital pemerintah Provinsi Bali seperti Love Bali, Simpeg, Kantor virtual, Prestise, dan layanan lainnya.
Dengan hadirnya teknologi ini, diharapkan keamanan dan integritas data di era digital dapat lebih terjamin. Implementasi teknologi ini berpotensi merevolusi berbagai sektor, mulai dari keuangan hingga pemerintahan, menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan transparan. Meskipun tantangan dalam adopsi teknologi ini masih ada, blockchain membuka jalan baru dalam melindungi aset digital kita di masa depan.