×

Dorong Transformasi Ekonomi Bali, Kepala Bappeda Bali: Struktur Ekonomi Bali Sedang Diperkokoh

Minggu, 5 Juni 2022 pukul 07.33 (1 tahun yang lalu) | Oleh KRISNA PRASADA PRANA

Pandemi Covid-19 memberikan dampak tekanan terhadap perekonomian Bali. Ekonomi Bali yang terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19 memerlukan perhatian khusus agar segera pulih. Bali perlu memformulasikan strategi ekonomi baru dengan mempertimbangkan sumber daya lokal yang berkelanjutan.

 

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Pemerintah Provinsi Bali sudah meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru, yang meliputi diversifikasi ekonomi, tata kelola pariwisata, dan transformasi pariwisata Bali. Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru menjadi upaya strategis dalam mewujudkan transformasi ekonomi Bali.

Dalam sambutan pembukaan acara Indonesia Development Forum 2022 dengan tajuk ”IDEA Series: Innovate” di Kuta, Badung, Bali, Jumat, 3 Juni 2022, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasari menegaskan pentingnya menyiapkan dan menjalankan redesain atau tata ulang pembangunan ekonomi Indonesia, sebagai dampak perubahan global dan pergeseran permasalahan struktural akibat pandemi Covid-19. Redesain untuk bertransformasi diperlukan karena perubahan terjadi sangat dinamis dan penuh ketidakpastian. ”Bali memiliki masalah fundamental, yakni terlalu bergantung pada sektor pariwisata sehingga rentan guncangan,” kata Amalia.

 

Dikatakan, pandemi Covid-19 berdampak terhadap keterpurukan perekonomian Bali sejak 2020 sehingga memunculkan persoalan pengangguran dan kemiskinan di Bali. Sebagai upaya pemulihan ekonomi Bali dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan konsep Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera di Bali pada tahun lalu, bersamaan dengan peluncuran Masterplan Pengembangan Kawasan Pariwisata Ubud, Tegallalang, dan Payangan (Ulapan). Peluncuran peta jalan transformasi ekonomi Bali ataupun rencana induk pengembangan Ulapan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Bali memiliki masalah fundamental, yakni terlalu bergantung pada sektor pariwisata sehingga rentan guncangan. Lebih lanjut Amalia menyebutkan, sebagai provinsi yang menjadi contoh pemulihan dan transformasi ekonomi pascapandemi Covid-19, Bali dinyatakan tengah membidik upaya diversifikasi ekonomi, di antaranya dengan mengembangkan sektor industri berbasis keunggulan lokal sebagai upaya melengkapi sektor pariwisata.

 

Pondasi ekonomi

Terkait hal itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra mengatakan, struktur ekonomi Bali sedang dirancang ulang dan diperkokoh dengan memperkuat sektor pertanian dalam arti luas dan sektor industri kecil dan menengah, selain mengandalkan sektor pariwisata. Ika Putra menyatakan, pondasi dan struktur pertanian serta industri kecil dan menengah (IKM) di Bali masih kuat, tetapi membutuhkan inovasi dan teknologi.

”Dengan dorongan dari Bappenas dan Kementerian Perindustrian, konsep Ekonomi Kerthi Bali berupaya memulihkan ekonomi Bali dalam jangka pendek dengan pemulihan pariwisata,” kata Ika Putra. Ditambahkan, transformasi ekonomi Bali dalam jangka panjang adalah memperkuat fondasi ekonomi dari sektor-sektor lain, termasuk pertanian dan IKM.

 

Dalam forum tersebut, perwakilan dari Direktorat Pangan dan Pertanian Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Puspita Suryaningtyas menyebutkan, pertanian menjadi sektor primer ekonomi Bali. Potensi pertanian di Bali dioptimalkan dan diperkuat agar mendukung rantai pasok sektor lainnya, termasuk industri dan pariwisata.

Adapun Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita melalui telekonferensi menerangkan, sektor ekonomi kreatif di Bali berpotensi ditumbuhkan dan dikembangkan serta ditingkatkan agar memiliki nilai tambah.

Kementerian Perindustrian memberikan dukungan pengembangan ekonomi kreatif di Bali dengan membangun Bali Creative Industry Center (BCIC) sebagai wadah membangun ekosistem industri kreatif.

 

Dalam forum juga digelar diskusi tentang potensi, peluang, dan tantangan pengembangan sektor pertanian dan IKM di Bali. Pembicara dalam diskusi adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta, I Gusti Agung Ayu Ambarawati dari Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Komisariat Daerah Bali, Direktur PT Bali Coklat/Junglegold Bali Ida Bagus Nama Rupa, dan I Putu Jopan Aristana dari Sunsri House of Jewelry dari perwakilan industri serta perwakilan organisasi nirlaba Kopernik Mochamad Dwi Ergianto.

 

Terkait forum IDEA Series di Kuta, Badung, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Leonardo AA Teguh Sambodo mengatakan, forum IDEA bertujuan memahami dan mendalami potensi ekonomi daerah, termasuk Bali, dalam upaya redesain struktur ekonomi daerah agar memiliki ketahanan dan berkelanjutan. Teguh menyatakan, pariwisata masih menjadi andalan Bali dan masih berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Bali. Namun, Bali memiliki sektor-sektor ekonomi lain yang dapat menopang dan menggerakkan ekonomi daerah. ”Bali memiliki modal kuat di sektor pertanian dan sektor kreatif,” ujar Teguh dalam forum IDEA Series di Kuta, Badung, Jumat.