Pada April 2016, Bali tercatat deflasi sebesar -0,17% (mtm). Pencapaian ini masih lebih tinggi dibandingkan deflasi Nasional yang tercatat sebesar -0,45% (mtm). Secara tahunan inflasi Bali tercatat sebesar 2,96% (yoy), masih berada di bawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,60% (yoy). Namun demikian, secara kumulatif (Januari-April 2016) inflasi Bali tercatat sebesar 0,61% (ytd), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional yang tercatat sebesar 0,16% (ytd). Maka dari itu, untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil diperlukan langkah antisipatif dari berbagai pihak SKPD/instansi terkait melalui forum koordinasi untuk dapat mengambil keputusan strategis dalam pengendalian inflasi kedepan. Koordinasi antara Pemerintah Provinsi Bali, Bank Indonesia, dan seluruh SKPD terkait kembali dilakukan dalam rangka pengendalian inflasi di Bali melalui wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali. Forum koordinasi yang diselenggarakan pada Hari Kamis 19 Mei 2016 ini dipimpin oleh Ibu Dewi Setyowati selaku Wakil Ketua TPID Provinsi Bali dan diikuti oleh seluruh perwakilan TPID se-Provinsi Bali. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pengendalian inflasi oleh seluruh TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dalam kesempatan ini, Asisten II Perekonomian Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng menyampaikan komitmen TPID Kabupaten Buleleng untuk mengawal inflasi menuju sasaran yang telah ditentukan. Selain itu, TPID Se-Provinsi Bali juga akan terus berupaya mengendalikan harga melalui pelaksanaan pasar murah yang akan dilakukan melalui sinergi antar anggota TPID. Dalam kesempatan ini disampaikan oleh Kepala Bulog Divre Bali terkait kesiapan Bulog untuk mendukung pelaksanaan pasar murah. Adapun ketersediaan beras Bulog hingga pertengahan Mei 2016 tercatat sejumlah 17.000 ton yang setara dengan ketahanan penyaluran hingga 7 bulan ke depan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Bapak Adhi Nugroho memaparkan beberapa komoditas yang perlu mendapat perhatian di Denpasar saat Lebaran selama kurun waktu 2012-2015 antara lain adalah Bawang Merah, Beras, Daging Ayam Ras, Cabai Rawit, Pisang, Kacang Panjang, Cabe Merah, Angkutan Udara, dan Angkutan Antar Kota. Sementara itu, komoditas yang perlu diperhatikan di Singaraja pada saat Lebaran selama kurun waktu 2014-2015adalah Cabai Rawit, Telur Ayam Ras, Minyak Goreng, Pisang, Bayam, Daging Babi, Bawang Merah, dan Angkutan Antar Kota.
Dari hasil diskusi dan pembahaasan, terdapat komoditas-komoditas strategis yang memerlukan penanganan segera oleh TPID se-Provinsi Bali agar inflasi 2016 dapat terkendali antara lain adalah; (i) disparitas harga LPG 3 kg antara Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp14.500 di pangkalan dengan konsumen akhir yang mencapai kisaran Rp23.000-Rp31.000, (ii) kenaikan komoditas gula pasir yang terus merangkak naik sejak awal Mei 2016 yang terjadi secara nasional, (iii) komoditas bumbu-bumbuan lainnya yang mengalami kenaikan seperti bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras. Menyikapi hal ini, akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Rapat KoordinasiTindak Lanjut High Level Meeting.
Ketua TPID memberikan arahan dalam rangka mengoptimalkan pengendalian inflasi pada Tahun 2016; (i) pelaksanaan sidak ke pasar, pasar murah, dan operasi pasar, (ii) menyediakan data kecukupan stock komoditas perdagangan yang updated seperti komoditas sembako utama, sayuran, dan bumbu-bumbuan, (iii) menjamin kesiapan pelabuhan Gilimanuk, infrastruktur transportasi untuk manusia dan barang, aturan-aturan yang mendukung kelancaran distribusi barang/ komoditas, (iv) melakukan penjajagan dan persiapan MoU antar Kabupaten/Kota maupun antar Provinsi guna memperlancar pasokan melalui perdagangan antar daerah, (v) Pertamina berkomitmen akan menjamin kecukupan pasokan BBM dan Bahan Bakar Rumah Tangga (LPG 3 kg) di Bali selama periode peak season, (vi) Kepolisian akan menjamin keamanan dan kelancaran distribusi komoditas pangan dan BBM/LPG 3 kg, serta menindak tegas para oknum yang melakukan aksi spekulan/penimbunan, serta (vi) menjaga dan mengelola ekspektasi/ persepsi guna memberikan himbauan moral maupun informasi kepada masyarakat terkait kecukupan pangan, BBM/LPG 3 kg selama periode peak season, kelancaran pasokan dan distribusi serta berbagai kebijakan yang mendukung stabilisasi harga.