TRIBUN-BALI.com, DENPASAR - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, menyatakan ketersediaan stok serta harga daging sapi dan daging ayam jelang bulan suci Ramadhan aman dan stabil.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra, mengklaim pasokan daging untuk konsumsi sendiri di Bali maupun pasokan ke provinsi lain relatif aman tiap tahunnya, mengingat kapasitasnya selalu diperhitungkan sebelumnya.
“Berdasarkan populasi sapi di Bali sekarang lebih dari 543 ribu ekor, tahun ini kami merencanakan mengeluarkan 45 ribu sapi potong. Namun hingga 12 Mei 2016 lalu, baru 6.714 ekor izin yang keluar, sehingga ketersediaan sapi di Bali ini masih banyak, jadi tidak perlu khawatir,” katanya di Denpasar, Senin (16/5/2016).
Lanjutnya, untuk pemotongan lokal di Bali, pihaknya menargetkan bisa mencapai 35 ribu ekor hingga 40 ribu ekor tahun 2016 ini, dan hingga akhir April 2016, baru sekitar 10 ribu ekor yang dipotong.
Lanjutnya, pemasok sapi paling banyak datang dari wilayah Karangasem dengan angka sekitar 127 ribu ekor.
Kemudian dari Buleleng sekitar 119 ribu ekor, dan Bangli sekitar 72.800 ekor.
“Biasanya permintaan di Bali sendiri menjelang puasa itu turun, namun saat memasuki Lebaran atau musim liburan mulai naik, karena selain dikonsumsi sendiri, banyak wisatawan yang datang dan mengkonsumsi daging tersebut,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengklaim stok daging ayam masih aman dan harga juga masih stabil.
“Nah, daging ayam ini sama juga seperti daging sapi, biasanya permintaan di Bali menjelang puasa itu turun, namun saat memasuki Lebaran atau musim liburan mulai naik. Konsumsi daging ayam di Bali saja per bulan sekitar 5 juta hingga 6 juta ekor yang dipotong,” ujarnya.
Ia menjelaskan, populasi ayam di Bali sekitar 9,5 juta ekor dan pemasok daging ayam potong paling besar di antaranya datang dari Tabanan, Karangasem, dan Bangli.
Sumber : Tribun Bali