Pada bulan Desember 2019 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100) sebesar 145,73. Tingkat inflasi tahun kalender tercatat 2,42 persen sama dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2019 terhadap Desember 2018 atau YoY) setinggi 2,42 persen.
Inflasi (m to m) ditunjukkan oleh meningkatnya indeks pada lima kelompok pengeluaran yaitu kelompok II (makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau) setinggi 0,65 persen; kelompok I (bahan makanan) setinggi 0,58 persen; kelompok IV (sandang) setinggi 0,32 persen; kelompok VII (transpor, komunikasi, dan jasa keuangan) setinggi 0,14 persen; serta kelompok V (kesehatan) setinggi 0,04 persen. Sedangkan kelompok yang tercatat mengalami penurunan indeks atau deflasi adalah kelompok VI (pendidikan, rekreasi, dan olahraga) sedalam -0,37 persen; dan kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar) sedalam -0,11 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi pada bulan Desember 2019 antara lain pisang, bawang merah, tomat sayur, batu, rokok kretek, rokok putih, rokok kretek filter, ketimun, tepung terigu, semen, telur ayam ras, dan gelas minum.
Dari 82 kota IHK, tercatat 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. inflasi tertinggi tercatat di Kota Batam (Kepulauan Riau) setinggi 1,28 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Watampone (Sulawesi Selatan) setinggi 0,01 persen. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Kota Manado (Sulawesi Utara) sedalam -1,88 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Kota Singkawang (Kalimantan Barat) dan Kota Bukittinggi (Sumatera Barat) masing-masing sedalam -0,01 persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-54 dari 72 kota yang mengalami inflasi.
Sumber : https://bali.bps.go.id/pressrelease/2020/01/02/717385/indeks-harga-konsumen-kota-singaraja-bulan-desember-2019.html