Mangupura (Bali Post)
Bulan Ramadan 1437 H belum berpengaruh signifikan terhadap harga kebutuhan pokok di Badung. Hingga Minggu (5/6) kemarin, harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak, daging ayam, masih terkendali. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Badung I Ketut Karpiana mengatakan, kenaikan harga kebutuhan tersebutsifatnya sementara. Diperkirakan akan kembali normal setelah Lebaran. “Memang terjadi kenaikan sejumlah komoditi jelang puasa. Namun, masyarakat tidak perlu khawatir karena bersifat sementara,’katanya.
Menurutnya, kenaikan harga kebutuhan pokok masih dalam batas wajar sehingga masyarakat tidak perlu panic.”Yang terpenting adalah ketersediaan pasokan di pasaran dan pemerintah menjamin stok kebutuhan poko aman,”ucapnya.
Pihaknya secara rutin setiap minggu sekali turun melakukan monitoring harga, Hasilnya, sampai dengan sekarang relative normal. Kendati menemukan adanya lonjakan harga pada komoditas tertentu, pihaknya bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) langsung melakukan berbagai upaya untuk menekan lonjakan harga tersebut. Tak menutu[ kemungkinan dengan melakukan operasi pasar.”Seperti yang telah dilakukan beberapa waktu lalu dengan membuka pasar murah khusus gula pasir,”jelasnya.
Diskoperindag Kabupaten Badung mencatat, untuk beras lokal kualitas I relative tidak berubah harganya yakni berkisar Rp 12 ribu per kilogram. Beras C4 juga demikian, rata-rata per kilogram Rp 10 ribu. Begitu juga beras IR, tidak mengalami kenaikan yakni tetap berkisar di harga Rp 9 ribu per kilogram.
Begitupun dengan minyak goreng kemasan, di pasar dijual dengan harga Rp 13.800 sampai Rp 14 ribu per liter. Malah, ada juga yang menjual dengan harga Rp 13.500 per liter. Namun untuk minyak goreng curah/kelentik, dijual dengan harga Rp 12 ribu per kilogram. Sementara untuk daging ayam ras, stabil di harga Rp 35 ribu per kilogram.
Walau sejumlah komoditi masih stabil harganya, ada beberapa komoditi yang harganya merangkak naik. Seperti gula pasir lokal maupun impor, naik rata-rata Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram, padahal pada pekan lalu harganya Rp 16 ribu per kilogram, Sementara gula pasit impor, dijual dengan harga Rp 16 ribu per kilogram, di mana sebelumnya Cuma Rp 15 ribu per kilogram.
Sumber : Bali Post