Denpasar –
Menjelang bulan puasa (Ramadhan) pada pertengahan Juni ini, Kantor Pereakilan Bank Indonesia (BI) Bali siap menggelar penukaran pecahan uang kecil. Kegiatan ini dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat yang relatif tinggi menjelang hari raya.
Kepala KPw BI Bali, Dewi Setyowati di Renon, Rabu (3/6) kemarin mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya saat menjelang Ramadhan, Idul Fitri, Galungan-Kuningan dan hari raya lainnya, penukaran uang pecahan kecil tetap akan dilakukan. Masyarakat yang ingin menukarkan uang dengan uang pecahan kecil BI Bali bekerja sama dengan bank terkait sudah menyiapkan banyak lokasi penukaran. BI juga melayani penukaran uang usang atau rusak.
“Khusus bagi perusahaan atau mereka yang memiliki kartu debet bias langsung ke bank untuk menarik atau menukarkan uang ke uang pecahan kecil. Penuakaran uang kecil diharapkan untuk memenuhi kebuthan masyarakat,” katanya.
BI akan lebih fokus pada pelayanan penukaran uang pecahan kecil melalui mobil kas keliling bersama. Nantinya pada H-7 Galungan maupun Lebaran mendatang, mobil kas keliling bersama 5-7 bank yang terkait akan berada di Lapangan Puputan timur kantor Wali Kota Denpasar untuk melayani masyarakat bukan perusahaan.
“Untuk stok kesiapan uang pecahan kecil, BI siap dalam jumlah besar,” ujarnya.
Penukaran uang pecahan kecil, kata dewi, akan dibatasi maksimal Rp 3,7 Juta - Rp 3,8 juta atau sesuai kewajaran. Jatah ini diberikan supaya seluruh masysrakat yang mengantri bisa kebagian dan tidak menunggu waktu lama. Ini sekaligus untuk mencegah munculnya oknum yang menukar uang pecahan kecil dan menjualnya dengan nominal lebih tinggi. Uang pecahan kecil yang disiapkan dari Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 hingga Rp 20.000.
Disinggung keberadaan uang palsu jelang hari raya, Dewi memastikan peredaran uang palsu di masyarakat sudah semakin berkurang seiring makin sadarnya masyarakat untuk mengamati keaslian uang dengan cara 3D. Hingga triwulan I/2015, uang tidak laik edar (palsu) ditemukan 2.000 lembar turun dari 2014 yang 3.700 lembar. Untuk itu, BI mengimbau agar selalu memperhatikan ciri-ciri keaslian uang rupiah.
“Tak kalah penting adalah melakukan transaksi dengan cara nontunai untuk menghindari uang palsu. Para pedagang untuk mulai membiasakan diri membayar barang dagangan ke suplayer lewat transaksi transfer atau ATM, jangan menggunakan uang tunai,” sarannya.
BI kini berupaya mendorong transaksi nontunai lewat program less cash society, dengan mengandalkan produk e-money.
Sumber : Bisnis Bali