×

Kaban Kesbangpol "Perempuan Sebagai Aktor dalam Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme"

Kamis, 13 Juni 2024 pukul 16.53 (3 bulan yang lalu) | Oleh AGUS SANTOSO

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol) Provinsi Bali, sebagai Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bali, I Gusti Ngurah Wiryanata menempatkan perempuan sebagai aktor dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme. hal ini disampaikannya pada kegiatan “SMART (Sehat Mental, Keluarga Cerdas dan Tangguh) Bangsaku, Bersatu Indonesia-ku“  dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali, pada 13 Juni 2024 yang bertempat di SMP N 2 Kuta Utara, Badung.

Kegiatan ini bertujuan Memberikan gambaran kepada masyarakat, organisasi perempuan,  para guru, dan siswa tentang terorisme di Indonesia, meliputi ancaman, kerawanan, dan perkembangannya serta upaya pencegahan dan penindakan yang telah dilakukan. Mengajak para guru, organisasi perempuan, orang tua dan generasi muda untuk ikut ambil bagian dalam mencegah penyebaran paham  radikal dan teroris mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga; Mendorong masyarakat khususnya para guru, organisasi perempuan, orang tua dan para siswa untuk senantiasa menyemaikan nilai-nilai empat konsesus dasar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang Dasar Negara 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan Membangkitkan kebanggaan akan keberagaman sebagai suatu keniscayaan agar tumbuh rasa cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia.

Keterlibatan perempuan dan anak dalam jaringan radikalisme dan terorisme di tanah air terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut  tidak saja terlihat dari jumlah pelaku yang terlibat, tetapi juga dari peran mereka dalam gerakan tersebut. Karena itu Seorang ibu diharapkan mampu untuk memutus rantai kekerasan dengan membangun narasi-narasi lisan yang menyejukan serta perbuatan nyata dihadapan putra putrinya, Mengingat figur seorang ibu bagaikan cermin bagi putra putrinya dalam melihat dunia ini. Dengan demikian akan terbangun ketahanan keluarga, sehingga dapat meningkatkan resiliensi dalam menghadapi terpaan berbagai idelogi asing yang bertentangan dengan ideologi bangsa.