Pada Juni 2020, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,11% (mtm),lebih rendah dibandingkan nasional yang mencatatinflasi sebesar 0,18% (mtm). Secara tahunan, Bali mengalami inflasi 2,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,96% (yoy). Dengan demikian, inflasi Bali padaJuni 2020 masih beradadalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0%±1% (yoy).Inflasi Bali pada periode laporan terutama disebabkan oleh naiknya harga daging ayam ras, emas perhiasan, angkutan antar kota, tempe, dan pasta gigi. Meskipun demikian, penurunan harga yang terjadi di beberapa komoditas sepertiangkutan udara, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan sabun mandi menahan laju inflasi yang lebih tinggi.
Secara spasial, inflasi yang terjadi di Bali dikontribusikan oleh kedua kota sampel penghitungan inflasi, yaitu kota Denpasar dan Singaraja. Kota Denpasar mencatat inflasi 0,08% (mtm) atau 2,14 (yoy), sementara kota Singaraja mencatat inflasi 0,32% (mtm) atau 2,41% (yoy).
Perkiraan inflasi pada Juli 2020 diprakirakanmeningkat dibanding bulan Juni, yaitu dalam kisaran 0,05% – 0,40% (mtm) atau 1,45% - 1,85% (yoy). Peningkatan harga dapat bersumber dari peningkatan harga emas dunia serta penurunan pasokan beras serta peningkatan permintaan seiring mulai dibukanya perekonomian. Di sisi lain, berangsur turunnyaharga daging ayam ras dan bawang merah dapat menjadi faktor penahan inflasi lebih lanjut.
Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2020, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga, baik melaluiforum koordinasi maupun melalui tindak lanjut nyata bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Program kerja TPID ke depan akan ditujukan pada seluruh aspek yang mencakup produksi, harga, distribusi, dan ekspektasi. Aspek ekspektasi masyarakat dilakukan melalui sosialisasi,publikasi dan memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat untuk menjaga stabilitas harga. Selain itu, upaya stabilisasi harga dilakukan melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar. Segala upaya tersebut diharapkan dapat mengendalikan laju inflasi yang bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi dari pelaku ekonomi.