×

Nelayan Diminta Waspadai La Nina

Senin, 15 Agustus 2016 pukul 08.58 (7 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Mangupura (Bali Post)

  Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Denpasar meminta nelayan mewaspadai dampak cuaca buruk akibat La Nina. Ini terlihat dari cuaca tergolong fluktuatif. Sebab, di musim kemarau malah curah hujan tinggi sehingga aktivitas di laut dan pegunungan patut diwaspadai.

  Melihat kondisi tersebut, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Badung meminta para nelayan waspada terhadap cuaca yang kurang bersahabat. “Kami minta nelayan memperhatikan cuaca saat melaut, dan tidak memaksakan diri jika cuaca tidak bersahabat,” ujar Kepala Disnakanlut Badung I Made Badra, belum lama ini.

  Pihaknya telah berkoordinasi dengan UPT yang ada di setiap kecamatan untuk mengimbau para nelayan agar lebih waspada. Sebab, kondisi cuaca yang tidak menentu akan berakibat fatal jika para nelayan terutama nelayan tradisional memutuskan untuk tetap melaut. “Kondisi cuaca yang berfluktuatif seperti sekarang sangat riskan bagi keselamatan nelayan . Karena itu, kami mewanti-wanti agar lebih berhati-hati,”ungkapnya.

  Kendati demikian, Made Badra mengaku belum mengeluarkan larangan melaut bagi nelayan. Namun jika gelombang pasang terus berlanjut hingga dua hari ke depan, pihaknya baru akan mengeluarkan warning (peringatan).

  Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar I Wayan Suardana mengatakan, dampak La Nina lemah sudah kian terasa. Sebab, La Nina itu adalah suatu gejala yang dapat meningkatkan curah hujan, sehingga memengaruhi musim kemarau sekarang ini. Selain itu, akibat hangatnya suhu perairan di Indonesia khususnya du Selatan Bali, Jawa dan NTB. “Itu beberapa factor yang menyebabkan terjadinya cuaca yang fluktuatif. La Nina lemah sudah tampak, karena La Nina itu suatu gejala yang mampu me-trigger untuk terjadinya peningkatan curah hujan,” ungkapnya.

  Kata dia, sekarang yang mestinya musim kemarau, justru karena cuaca yang fluktuatif membuat musim kemarau dengan curah hujan relative tinggi. “Harusnya kemarau, tetapi jumlah curah hujan meningkat. Gelombang laut juga tinggi karena angina timur kencang,”terangnya.

  Gelombang laut Selatan Bali, sebutnya, bisa mencapai 203 meter sehingga aktivitas di laut perlu diwaspadai. Selain rawan longsor. “Kami selalu mengimbau masyarakat yang beraktivitas di daerah pesisir atau laut waspada dan hati-hati terhadap gelombang tinggi,” pungkasnya.

Sumber : Bali Post