DENPASAR - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster kembali mengajak masyarakat Bali agar tetap displin menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) dan meningkatkan semangat gotong-royong dalam pemulihan ekonomi. Sebab pandemi Covid-19 hingga saat ini belum berakhir.
Ajakan itu disampaikan Ny. Putri Koster saat tampil sebagai narasumber serangkaian Bulan Bung Karno mengangkat tema "Dengan Gotong Royong Hadapi Covid-19," di Radio Gema Merdeka, Denpasar, Selasa (8/6).
"Dengan ikut menerapkan disiplin protokol kesehatan, maka pemulihan kesehatan Bali dari Covid-19 dapat dicapai, sehingga pemulihan perekonomian juga dapat terwujud seperti yang kita inginkan bersama," katanya.
Sedangkan untuk mengatasi situasi keterpurukan perekonomi yang dialami Pulau Dewata akibat sektor pariwisata yang terdampak pandemi, pihaknya pun mengajak semua pihak agar meneladani ajaran Bung Karno sebagai Bapak Bangsa tentang semangat gotong-royong.
“Semangat gotong-royong di tengah pandemi Covid-19 menjadi kunci bagi keberlangsungan hidup untuk saling berdampingan dan saling menguatkan. Jangan sampai keterpurukan pariwisata membuat kita semua tidak mampu untuk bertahan,” ujarnya.
Namun sebaliknya, lanjut dia, semua pihak dan kompenen masyarakat harus saling rangkul dan bersatu untuk saling membantu antara satu dengan yang lain. Di mana masyarakat yang perekomiannya terbilang mampu agar membantu mereka yang berada pada perekonomian menengah ke bawah. terutama mereka yang terdampak akibat terpuruknya industri pariwisata Bali.
“Gotong-royong di masa pandemi Covid-19 merupakan syarat mutlak dalam memperkuat sendi-sendi kehidupan, sehingga beban yang kita rasakan saat ini dalam menghadapi masalah tidak akan terasa berat,” imbuhnya.
Selain itu, kata Ny, Putri Koster, agar bisa tetap bertahan pada masa pandemi ini, dituntut keberanian untuk beralih profesi sebagai mata pencharian lain, utamanya bagi pelaku pariwisata yang terdampak pandemi.
“Seperti membuat olahan makanan/kuliner, dan dipromosikan melalui elektronik market. Oleh sebab itu, penguasaan informasi teknologi adalah hal wajib yang dimiliki setiap orang,” sebutnya.
Di samping itu, hal tak kalah pentingnya agar pandemi segera mampu teratasi, menurut Ny. Putri Koster adalah dengan mengikuti imbauan pemerintah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, kapanpun dan di manapun berada. Oleh karena itu, TP PKK Provinsi Bali pun menjadikan sosialisasi Prokes sebagai kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap saat melalui berbagai media elektronik.
“Karena imbauan yang disosialisasikan ini adalah untuk kepentingan orang banyak,” tegasnya.
Ia pun juga mengajak semua komponen masyarakat Bali untuk mendukung menyukseskan program vaksinasi massal yang telah disiapkan pemerintah provinsi (Pemprov) melalui kerja keras Gubernur Bali. Sebab atas dukungan dan keputusan melibatkan seluruh komponen masyarakat dari sejak awal pandemi, menjadikan Bali sebagai provinsi teratas paling disiplin menggunakan masker.
Dan sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat angka pasien Covid-19 per hari ini tersisa 455 orang atau 0.96%, dapat dinyatakan mulai melandai dengan tingkat kasus dua digit, namun meski begitu Ny. Putri Koster tetap mengajak untuk tetap waspada serta disiplin menerapkan protokol kesehatan "Ingat Pesan Ibu yakni menerapkan 3M kapanpun dan di manapun berada," ajaknya.
Sementara menyangkut perayaan Bulan Bung Karno, Ny. Putri Koster menyebutkan bahwa Bali merupakan provinsi pertama yang menyelenggarakan Bulan Bung Karno di Indonesia. Yakni melalui diterbitkannya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di Provinsi Bali oleh Gubernur Wayan Koster. Dengan begitu, tiap tahun Provinsi Bali menggelar perayaan Bulan Bung Karno yang diisi dengan sejumlah kegiatan dan lomba yang menyasar generasi muda, seperti lomba vlog dan berpidato.
“Melalui spirit Bung Karno yang merupakan Bapak Bangsa sebagai Proklamator dan Penyambung Lidah Rakyat sekaligus sebagai Pemimpin Revolusi yang mestinya diwariskan kepada generasi muda, yakni tentang Trisakti Bung Karno. Yaitu, Berdaulat Secara Politik, , Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.