Denpasar (bisnis Bali) –
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali memperkirakan momen puasa pada Juni dan hari raya besar Idul Fitri dan Galungan pada Juli nanti akan berdampak signifikan pada inflasi. Sebab itu, Tim Pengendali Inflasi Derah (TPID) kabupaten/kota harus mengawal komoditi bahan pokok guna mengendalikan laju inflasi pada bulan tersebut.
Kepala BPS Bali, Panunsunan Siregar, Senin (15/6) kemarin mengungkapkan, Juni dan Juli dalam siklus tahunan selalu berpotensi terhadap laju inflasi yang lebih tinggi dari bulan lainnya. Terlebih lagi tahun ini, tepatnya Juli nanti ada dua momen hari raya besar yang terjadi sekaligus membuka peluang bagi lonjakan inflasi yang cukup tinggi karena meningkatnya permintaan akan barang. Belum lagi, imbuhnya, dampak musim libur dan tahun ajaran baru pada periode tersebut.
“Penyebab inflasi, selain akibat lonjakan permintaan pasar akan barang yang terjadi di Bali, kondisi Bali yang masih tergantung dari daerah lain juga menjadi penyebab lainnya,” tuturnya.
Bercermin dari kondisi itu, jelas Panunsunan Siregar, BPS Provinsi Bali sudah memberikan informasi ke TPID untuk mengawal inflasi pada periode juni dan Juli. Pada Juni misalnya, ia sudah mengimbau agar pemerintah daerah kabupaten/kota agar menjaga suplai bahan pokok. Khususnya, beras, daging ayam ras, daging sapi dan telur ayam ras. Selain itu, perlu juga dijaga untuk komoditi bumbu-bumbuan, khusnya cabai rawit dan bawang merah.
“itu adalah komoditas yang berpotensi mendorong inflasi pada Juni. Sebab itu, jauh-jauh hari sebenarnya harus diupayakan antisipasinya sehingga harga bisa dikendalikan,” ujarnya.
Pada Juli komoditas pendorong inflasi ini relatif sama. Cuma karena terkait Galungan, ada penambahan untuk komoditi seperti pisang, daging babi, dan jeruk.
Lanjutnya, kini beras sudah masuk menjadi bahan pokok yang harus dipantau lagi untuk perkembangan harga dalam kaitannya pendorong inflasi. Sebelumnya, harga beras memang cenderung turun karena terkait musim panen, namun beberapa bulan terakhir beras kembali menjadi komoditi yang harus diwaspadai sebab pemicu inflasi, khususnya pada momen hari raya besar ini. Tambahnya, komoditas bahan pokok ini perlu dijaga, jangan sampai target RPJMP provinsi Bali terlampaui. Tahun ini target RPJMP Bali di bawah 5 persen.
Sumber : Bisnis Bali