Pada bulan Agustus 2020 Kota Denpasar tercatat mengalami deflasi sedalam -0,12 persen yang ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) dari 103,92 pada Juli 2020 menjadi 103,80 pada Agustus 2020. Sementara itu, tingkat inflasi tahun berjalan Agustus 2020 tercatat setinggi 0,14 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2020 terhadap Agustus 2019 atau YoY) tercatat setinggi 0,38 persen.
Dari sebelas kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi yaitu kelompok IX (pendidikan) sedalam -1,03 persen; kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) sedalam -0,96 persen; kelompok VI (transportasi) sedalam -0,85 persen; kelompok II (pakaian dan alas kaki) sedalam -0,14 persen; kelompok V (kesehatan) sedalam -0,07 persen. Sementara itu, empat kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi yaitu kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 2,02 persen; kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) setinggi 1,85 persen; kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) setinggi 0,28 persen; dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran) setinggi 0,24 persen. Dua kelompok pengeluaran tercatat tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan yaitu kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) dan kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya).
Dari 90 kota IHK, tercatat 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Kota Kupang sedalam -0,92 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Kota Sibolga, Kota Tembilahan, Kota Bekasi, dan Kota Banyuwangi masing-masing sedalam -0,01 persen. Sementara itu, inflasi tertinggi tercatat di Kota Meulaboh setinggi 0,88 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Batam, Kota Kediri, dan Kota Kotamobagu masing-masing setinggi 0,02 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Denpasar menempati urutan ke-28 dari 53 kota yang mengalami deflasi.