DENPASAR- Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S. M. Mahendra Jaya mendampingi Presiden Joko Widodo menyambut pimpinan negara peserta World Water Forum ke-10 saat mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali serangkaian pelaksanaan KTT World Water Forum (WWF) pada Senin (20/5) sore.
Tahura Ngurah Rai sendiri merupakan kawasan rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove yang di bangun dengan mengimplementasikan prinsip Tri Hita Karana yang mengedepankan keseimbangan hubungan antara Tuhan, Manusia dan Lingkungan.
Tanaman mangrove yang terbentang luas di kawasan Tahura Ngurah Rai dipandang sangat penting untuk menunjang ekosistem dan kesejahteraan manusia, menyaring dan mengatur siklus air tawar serta menjadi solusi menghadapi ancaman perubahan iklim dan kepunahan keanekaragaman hayati.
Sementara itu, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra saat menghadiri groundbreaking Internasional Mangrove Research Centre (IMRC) pada Minggu (19/5) menyampaikan bahwa potensi mangrove di Bali sangat luar biasa karena selain memiliki vegetasi yang sangat baik namun juga memiliki jumlah spesies yang sangat beragam. Hal tersebut menurutnya menjadi poin plus mengapa Bali dipilih sebagai pusat studi terkait mangrove yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Di sisi lain Presiden Joko Widodo juga menekankan mengenai besarnya potensi hutan mangrove karena mampu menyerap dan menyimpan 4-5 kali lebih tinggi dari pada hutan biasa serta dapat mendukung peningkatan kelangsungan hidup daerah pesisir.
Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut mengajak para pemimpin negara peserta KTT WWF untuk berkeliling meninjau proses pembibitan mangrove di Tahura Ngurah Rai disertai dengan prosesi penyerahan bibit mangrove kepada anak-anak sebagai simbol regenerasi konservasi lingkungan kepada generasi penerus.
Acara kemudian dilanjutkan dengan meninjau area panel surya yang merupakan penyokong listrik di berbagai area Tahura Ngurah Rai serta peninjauan area hutan mangrove Tahura Ngurah Rai.