Denpasar (Bisnis Bali)
Seiring penyempitan lahan pertanian di Bali, produktivitas pertanian masih tergolong baik karena dukungan dari teknologi. Walupun begitu, pasokan beras masih banyak didatangkan dari luar Bali. Hal ini karena produksi beras di Bali akan melimpah pada musim panen, sedangkan pada musim tanam, beras didatangkan dari luar Bali.
Menurut Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali IB Wisnu Ardhana, beberapa waktu lalu, produksi beras di Bali jika diakumulasikan dalam satu tahun tercukupi untuk memenuhi kebutuhab masyarakat. Menurutnya, jika dibandingkan dengan produksi pertanian di Bali dengan jumlah penduduk, hasil pertanian di Bali tergolong surplus.
“Produksi padi setiap tahunnya hanya mencapai 850 ribu ton gabah kering giling, akan menghasilkan beras 550 ribu ton beras. Dihitung dari jumlah penduduk di Bali yang mencapai sekitar 4 juta (dengan konsumsi beras 113 kilogram per orang per tahun), maka jumlah beras masih surplus,”katanya.
Wisnu mengatakan, hal ini telah dihitungnya dengan Badan Pusat Statistik. “Kami hitung secara keseluruhan per tahunnya. Namun keadaan yang terjadi di lapangan, pada musim tanam, tidak ada pasokan beras, sehingga harus mendatangkan beras dari luar Bali,”tambahnya.
Dia menegaskan, pada saat musim panen, yaitu sekitar Januari, Februari serta Maret, dia menjamin tidak ada pasokan beras dari luar Bali sehingga hanya akan memanfaatkan beras lokal. Penyerapan beras dari luar memang akan selalu terjadi jika produksi tidak terpenuhi.
Sementara itu, Kepala Bulog Devisi Regional Bali, Eko Kuncahyo mengatakan, penyerapan beras lokal di Bali masih jauh dari target. Ini dikarenakan terkendala akan harga beras yang di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
Dia mengatakan, HPP beras medium yang ditentukan hanya Rp7.300 per kilogram, namun di lapangan berkisar Rp8.700 per kilogram dan untuk beras premium sekitar Rp9.000 ke atas.
“Harga beras medium di luar Bali lebih murah dari beras lokal yang dipengaruhi oleh kualitas. Namun saya akui beras medium yang asli Bali dari segi kualitas sangat bagus sehingga harganya juga lebih tinggi dibandingkan HPP,”katanya.
Sumber : Bisnis Bali.