Pada bulan Maret 2019 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi sebesar 0,35 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100) sebesar 143,12. Tingkat inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,59 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2019 terhadap Maret 2018 atau YoY) sebesar 0,97 persen.
Inflasi (m to m) ditunjukkan oleh meningkatnya indeks pada empat kelompok pengeluaran yaitu kelompok I (bahan makanan) sebesar 1,06 persen; kelompok II (makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau) sebesar 0,46 persen; kelompok IV (sandang) sebesar 0,23 persen serta kelompok V (kesehatan) sebesar 0,11 persen. Sedangkan kelompok yang tercatat mengalami penurunan indeks atau deflasi adalah kelompok VII (transpor, komunikasi, dan jasa keuangan) sebesar -0,16 persen; kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar) sebesar -0,14 persen serta kelompok VI (pendidikan, rekreasi, dan olahraga) sebesar -0,08 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi pada bulan Maret 2019 antara lain: kopi bubuk, bawang merah, tauge/kecambah, pisang, mie kering instan, apel, air kemasan, tongkol/ambu-ambu, buncis, bawang putih dan salak.
Dari 82 kota IHK, tercatat 51 kota mengalami inflasi dan 31 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Ambon (Maluku) sebesar 0,86 persen dan terendah di Bekasi (Jawa Barat) dan Tangerang (Banten) masing-masing sebesar 0,01 persen. Deflasi terdalam tercatat di Tual (Maluku) sebesar -3,03 persen dan terdangkal tercatat di Palembang (Sumatera Selatan), Batam (Kepulauan Riau) dan Sampit (Kalimantan Barat) masing-masing sebesar -0,01 persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-8 dari 51 kota yang mengalami inflasi.
Sumber : bali.bps.go.id