Klungkung- Dalam rangka menekan angka stunting atau kekurangan gizi pada balita, maka penting untuk para pengantin baru atau ibu hamil untuk memperhatikan asupan gizi makanan dari 1.000 hari kehidupan bayi mulai dalam kandungan, sehingga kesehatan ibu dan anak dapat terjaga dengan baik, khususnya pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari kekurangan gizi pada balita. Demikian disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Koster dalam sambutannya saat melakukan kunjungan sosial ke Kabupaten Klungkung yang dipusatkan di Balai Budaya I Dewa Agung Istri Kanya yang juga sebagai rangkaian peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-49, pada Rabu (17/3).
“Bayi yang stunting atau kekurangan gizi itu terlahir dari ibu yang menderita anemia akut, untuk itu saya minta terlebih di masa pandemi ini agar para ibu hamil khususnya pengantin baru yang pengalaman pertama agar memperhatikan asupan gizi makanan ibu, tidak perlu makanan yang mahal yang penting memiliki nilai gizi, agar anak terlahir dan bertumbuh dengan sempurna”, ujar Ny Putri Koster.
Lebih lanjut, Ny Putri Koster yang gemar berpuisi tersebut juga mengingatkan masyarakat bahwa makanan yang sehat itu bukan makanan yang mewah dan siap saji, namun makanan sehat adalah makanan yang bergizi dilengkapi dengan vitamin, karbohidrat, protein dan nabati yang lengkap. Untuk itu, Ny Putri Koster mengajak masyarakat agar mempergunakan masa pandemi ini untuk mulai mengolah makanan sendiri tanpa harus menggunakan MSG (penyedap makanan) yang berlebihan, agar asupan yang masuk ke tubuh janin/ jabang bayi tidak terkontaminasi mononatrium glutamat yang berlebihan.
Menurut Ny Putri Koster, selain ibu hamil, anak-anak balita pun harus mendapat perhatian terkait tumbuh kembangnya agar menjadi generasi yang sehat dan cerdas sebagai penerus bangsa.
"Juga para lansia wajib mendapat perhatian yang lebih agar mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak di masa tuanya. Karena bagaimanapun para lansia adalah orangtua yang sejak awal sudah berjuang membesarkan dan memberikan penghidupan bagi kita semua anak-anak dan cucu-cucunya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung Ny Ayu Suwirta menyampaikan ucapan terima kasih kepada TP PKK Provinsi Bali atas bantuan yang terus dikucurkan ke Kabupaten Klungkung. Terkait Data Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kabupaten Klungkung hingga Februari 2021 sejumlah 62 orang terdiri dari Kec. Banjarangkan 7 orang, Kecamatan Klungkung 10 orang, Kec. Dawan 15 orang dan Nusa Penida 30 orang.
“Para ibu hamil ini sudah mendapat penanganan berupa PMT dari pemerintah pusat berupa biskuit untuk 90 hari dan PmT dari pemerintah daerah berupa susu untuk 90 hari,” imbuh Ny Ayu Suwirta.
Selanjutnya, terkait dengan balita gizi buruk, Ny Ayu Suwirta melaporkan sampai dengan Februari 2021 sebanyak 11 balita yang paling banyak ada di Kec. Nusa Penida sebanyak 8 Balita. Sedangkan untuk kasus balita Gizi Kurang sampai dengan februari 2021 terdapat 21 balita, dan kasus balita stunting terdapat 34 balita.
Untuk penanganan balita gizi buruk, gizi kurang dan stunting telah mendapatkan penanganan berupa PMT dari pemerintah pusat yaitu biskuit untuk 3 bulan dan PMT dari pemerintah daerah yaitu susu untuk 4 bulan.
Pada kunjungan sosial ini, Tim Penggerak PKK Provinsi Bali menyerahkan beras masing-masing 25 kilogram kepada 20 penerima (10 balita kurang gizi dan 10 ibu hamil), tiga (3) kaleng susu untuk masing-masing balita dan satu paket susu UHT bagi ibu hamil.
Sebelum acara berakhir, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali menyerahkan 50 dus masker kepada TP PKK Kabupaten Gianyar yang nantinya juga harus di bagikan kepada TP PKK Kecamatan. "Pembagian masker ini dilakukan dengan harapan dapat meringankan banyak pihak dapat memutus mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19 di Bali. "Karena melandainya tingkat penularan Covid-19 adalah tanggung jawab kita bersama," ucap Ny Putri Koster.
Dalam kesempatan tersebut, Ny Putri Koster yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda Provinsi Bali juga menyempatkan diri bertemu dengan para perajin dan pedagang tenun yang ada di Kabupaten Klungkung. Ny Putri Koster meminta agar para IKM dan UMKM di Kabupaten Klungkung secara bergandengan tangan bertanggung jawab untuk melestarikan kain tradisional Bali yaitu tenun di zaman globalisasi saat ini. Sehingga tenun Bali akan tetap lestari dan dibuat oleh para perajin Bali itu sendiri.