×

Analisis Inflasi Bali Januari 2019

Rabu, 25 September 2019 pukul 08.16 (4 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Pada Januari 2019, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,61% (mtm) atau 2,80% (yoy). Secara bulanan, pencapaian ini masih lebih tinggi dibanding Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,32% (mtm). Namun secara tahunan pencapaian inflasi Bali yang sebesar 2,80 sedikit lebih rendah dibanding inflasi Nasional yang sebesar 2,82% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi didorong oleh inflasi yang terjadi pada beberapa komoditas pangan dan hortikultura antara lain daging ayam ras, bawang merah, serta cabai rawit. Sementara kelompok administered prices turut menunjukkan tendensi peningkatan didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara. Meskipun demikian, deflasi yang terjadi di beberapa komoditas pangan seperti buncis, tongkol pindang, serta sawi hijau menahan laju peningkatan inflasi Bali yang lebih tinggi. Deflasi juga terjadi pada komoditas administered price yaitu bensin.

Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi di Bali. Kota Denpasar mencatat inflasi 0,62% (mtm) atau 3,07% (yoy), sementara kota Singaraja mencatat inflasi 0,58% (mtm) atau 1,59% (yoy). Dibanding kota sampel lainnya, pencapaian inflasi Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level yang moderat.

Inflasi Bali pada Januari 2019 masih terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional. Namun demikian, kedepan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko seiring penyesuaian harga pada kelompok administered prices dan risiko peningkatan harga komoditas pangan seiring adanya potensi kenaikan permintaan, didorong oleh peningkatan kinerja industri pariwisata. Meskipun demikian, inflasi Bali pada bulan Februari 2019 diperkirakan menurun pada kisaran 0,30% (mtm). Dengan demikian, inflasi pada triwulan I 2019 diperkirakan berada pada kisaran 2,53% (yoy).

Pengendalian inflasi Provinsi Bali ke depan masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) adanya hari raya Kuningan di awal Januari 2019, hari Raya Imlek pada awal Februari 2019, serta hari raya Nyepi pada awal Maret 2019 berpotensi mendorong permintaan  (ii) peningkatan curah hujan serta gelombang laut yang tinggi membawa risiko akan inflasi kelompok volatile food,  serta (ii) kenaikan UMP/UMK.

Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2019, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga baik melalui forum koordinasi dan tindak lanjut nyata dengan OPD terkait. Program kerja TPID akan difokuskan pada seluruh aspek mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar insidentil juga akan dilanjutkan sehingga diharapkan dapat menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi pelaku ekonomi.