Pada Mei 2018, Provinsi Bali tercatat mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 3,00% (yoy). Secara bulanan dan tahunan, pencapaian ini juga lebih rendah dibanding inflasi Nasional yang sebesar 0,21% (mtm) dan 3,23% (yoy). Terjaganya inflasi terjadi seiring dengan deflasi yang terjadi pada komoditas pangan utama seperti beras, cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah. Sementara inflasi terjadi pada daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging babi menahan laju penurunan inflasi yang lebih dalam.
Secara spasial, penurunan tekanan inflasi terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi di Bali. Kota Denpasar mencatat deflasi sebesar 0,03% (mtm) atau inflasi sebesar 3,08% (yoy), sedangkan kota Singaraja mencatat deflasi sebesar 0,33% (mtm) atau inflasi sebesar 2,61% (yoy). Dibandingkan dengan kota sampel lain, pencapaian inflasi Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level yang cukup rendah.
Inflasi Bali pada Mei 2018 relatif terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional. Namun demikian, ke depan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko seiring penyesuaian harga pada kelompok administered prices dan risiko peningkatan harga komoditas pangan seiring penurunan curah hujan ditengah-tengah potensi permintaan yang meningkat, didorong oleh Hari Besar Keagamaan Kuningan dan Idul Fitri serta peak season pariwisata seiring dengan libur sekolah dan libur musim panas wisman Eropa. Selain itu, potensi peningkatan permintaan juga didorong oleh persiapan jelang pelaksanaan IMF- WB Annual Meeting.
Pengendalian inflasi Provinsi Bali ke depan masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) Tendensi penurunan curah hujan pada pertengahan 2018 membawa risiko inflasi kelompok volatile food, (ii) Adanya hari raya yang berdekatan (Galungan, Kuningan, Waisak, dan Idul Fitri) (iii) Peningkatan kinerja industri pariwisata serta pelaksanaan IMF-WB Annual Meeting berpotensi mendorong permintaan kebutuhan komoditas pangan serta kenaikan tarif angkutan udara, dan (iv) Tendensi kenaikan harga emas dan minyak dunia mengikuti tren peningkatan komoditas global.
Sebagai respon
terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2018, Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan
upaya pengendalian harga baik melalui forum koordinasi dan tindak lanjut nyata
dengan OPD terkait. Program kerja TPID akan difokuskan pada seluruh aspek
mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui
sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada
masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga
melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar insidentil juga akan dilanjutkan
sehingga diharapkan dapat menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan
laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan
ekspektasi pelaku ekonomi.
Inflasi Bali |
Des 2017 |
Jan 2018 |
Feb 2018 |
Mar 2018 |
Apr 2018 |
Mei 2018 |
IHK, % yoy |
3,32 |
2,78 |
2,88 |
3,10 |
3,24 |
3,00 |
IHK, % mtm |
1,08 |
0,93 |
0,58 |
0,19 |
0,01 |
-0,08 |