×

Analisis Inflasi Bali Juni 2018

Jumat, 6 Juli 2018 pukul 14.35 (5 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Pada Juni 2018, Provinsi Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 3,47% (yoy), lebih tinggi dibanding inflasi periode sebelumnya. Meskipun demikian, secara bulanan pencapaian ini lebih rendah dibanding inflasi Nasional yang sebesar 0,59% (mtm). Sementara secara tahunan inflasi nasional tercatat sebesar 3,12% (yoy). Tendensi peningkatan tekanan inflasi didorong oleh peningkatan permintaan terhadap komoditas pangan dan transportasi periode Hari Raya Galungan, Kuningan dan Idul Fitri yang menyebabkan arus mudik lebaran. Pada kelompok volatile food inflasi terutama terjadi pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, dan pisang. Sementara inflasi kelompok administered prices terjadi pada tarif angkutan udara dan angkutan antar kota. Di sisi lain, deflasi yang terjadi pada komoditas pangan utama seperti beras, cabai merah, dan bawang merah menahan tekanan inflasi yang lebih tinggi.

Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi di Bali. Kota Denpasar mencatat inflasi sebesar 0,38% (mtm) atau sebesar 3,48% (yoy), sedangkan kota Singaraja mencatat inflasi sebesar 0,16% (mtm) atau sebesar 3,43% (yoy). Dibandingkan dengan kota sampel lain, pencapaian inflasi Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level moderat.

Inflasi Bali pada Juni 2018 masih relatif terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional. Namun demikian, ke depan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko seiring penyesuaian harga pada kelompok administered prices dan risiko peningkatan harga komoditas pangan seiring adanya potensi permintaan yang meningkat, didorong oleh peak season pada triwulan III serta jelang pelaksanaan IMF- WB Annual Meeting.

Pengendalian inflasi Provinsi Bali ke depan masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) Tendensi penurunan curah hujan membawa risiko akan inflasi kelompok volatile food, (ii) Risiko kenaikan harga transportasi seiring dengan masuknya peak season pariwisata dan jelang IMF-WB Annual Meeting, (iii) Kenaikan harga Bahan Bakar Khusus jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada 1 Juli 2018, dan (iv) tendensi kenaikan harga emas dan minyak dunia mengikuti tren peningkatan komoditas global.

Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga baik melalui forum koordinasi dan tindak lanjut nyata dengan OPD terkait. Program kerja TPID akan difokuskan pada seluruh aspek mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar insidentil juga akan dilanjutkan sehingga diharapkan dapat menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi pelaku ekonomi.

Inflasi Bali

Jan 2018

Feb 2018

Mar 2018

Apr 2018

Mei 2018

Juni 2018

IHK,

%  yoy

2,78

2,88

3,10

3,24

3,00

3,47

IHK,

% mtm

0,93

0,58

0,19

0,01

-0,08

0,34