Mangupura (Bisnis Bali)
Musim panen jadi yang ditunggu-tunggu para petani di Desa Pangsan, Kecamatan Petang, Badung tidak sesuai harapan. Hampir 75 persen petani yang tergabung dalam Subak Berdiring mengalami gagal panen yang dikarenakan hasil pertanian diserang hama tikus.
Pekaseh Subak Bergiding, I Made Sukarta, Kamis (12/1) mengatakan, hasil panen saat ini anjlok. Sebagian besar petani tidak memperoleh padi yang sesuai diharapkan.
“Seperti halnya pada lahan saya yang luas mencapai 35 are seharusnya bisa menghasilkan gabah sebanyak 1,5 ton. Tapi kenyataannya hasil padi dari lahan kami hanya 160 kilogram,”katanya.
Ia menambahkan, serangan ham tikus ini sangat merugikan petani, yang membuat petani menjerit dengan kejadian ini.
Selain itu, menurutnya keadaan cuaca yang tidak mendukung juga mempengaruhi produksi padi di wilayah ini. Kebiasaan yang terjadi ketika musim panen, dibarengi dengan turunnya hujan yang mengebabkan kualitas gabah menjadi menurun.
“Padahal, sistem waktu untuk tanam, sudah kami perhitungkan , tapi kejadian seperti itu masih sering terjadi,”katanya.
Saat disinggung terkait perhatian pemerintah, Sukarta mengatakan telah mendapatkan bantuan berupa obat pembasmi hama.
“Tapi, obat yang berbentuk kapsul ini datang ketika hama sudah menyerang padi. Ada suatu keterlambatan sehingga ini menjadi percuma,”katanya.
Berkaca dengan kejadian ini, pihaknya mengaku ke depannya akan mengajukan permohonan pembasmi hama lebih awal, agar permasalahan ini dapat teratasi.
Selain itu, gagal panen juga dibenarkan, Ni Ketut Sulastri. Ia mengatakan, dengan jumlah lahan yang dimiliki sekitar 40 are seharusnya bisa memperoleh hasil sebanyak 40 karung.
“Namun hasil yang kami dapatkan hari ini hanya sekitar 7 Karung,”katanya. Ia mengungkapkan jarang pedagang yang mau membeli padinya karena hasilnya yang tidak bagus.
“Berapa kerugian kami jika sudah seperti ini. Jangankan untuk dijual, yang kami makan saja sudah kekurangan,”katanya.