Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data AS yang positif dan komentar-komentar menggembirakan dari Ketua Fed Janet Yellen menempatkan tekanan pada logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 2,50 dolar AS atau 0,20 persen, menjadi menetap di 1.270,00 dolar AS per ounce.
Logam mulia berada di bawah tekanan karena Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen memberikan kesaksian lebih baik dari yang diperkirakan kepada Komite Keuangan Senat AS.
Yellen mengatakan ia percaya bahwa pasar tenaga kerja tetap dalam kondisi sehat dan terus membaik, khususnya di bidang pertumbuhan upah. Dia juga mencatat bahwa usaha kecil dapat memperoleh akses ke kredit, dan bahwa akses terhadap kredit sedang tumbuh pada kecepatan yang sehat.
Emas diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut karena laporan yang dirilis oleh National Association of Realtors menunjukkan penjualan rumah meningkat 1,80 persen ke tingkat tahunan 5,53 juta unit selama Mei.
Para analis mencatat bahwa ini adalah angka tertinggi dari ukuran tersebut sejak 2007, dan merupakan tanda positif bagi pasar perumahan.
Di sisi lain, pelemahan dalam ekuitas AS memberikan dukungan terhadap logam mulia karena Dow Jones Industrial Average AS turun 40,82 poin atau 0,23 persen pada pukul 17.45 GMT.
Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.
Namun, pelemahan dalam dolar AS memberikan dukungan terhadap logam mulia karena indeks dolar AS jatuh pada Rabu.
Investor juga menghitung mundur jam untuk referendum Inggris, yang dijadwalkan akan dimulai Kamis pagi. Jajak pendapat terbaru menunjukkan kubuk "tinggalkan" berimbang dengan kubu "tetap" dalam referendum.
Perak untuk pengiriman Juli turun 0,70 sen, atau 0,04 persen, menjadi ditutup pada 17,312 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,0 dolar AS, atau 0,20 persen, menjadi ditutup pada 983,50 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.
Sumber : Antara Bali