Denpasar (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali fokus menstabilkan harga sejumlah komoditas yang kerap bergejolak seperti tanaman pangan dan hortikultura untuk menekan inflasi.
"Upaya yang kami lakukan bersama instansi terkait yakni mencukupi suplai melalui peningkatan produktivitas maupun memperpendek mata rantai jalur distribusi," ucap Wakil Ketua TPID Bali, Causa Iman Karana di Denpasar, Jumat.
Pemantauan harga beberapa komoditas pangan seperti beras, cabai merah dan bawang merah serta komoditas lain juga dilakukan agar dapat segera melakukan langkah menstabilkan harga seperti pasar murah dan operasi pasar.
Masyarakat juga diimbau memperbaharui informasi harga melalui aplikasi berbasis teknologi informasi yang disebut "SiGapura" atau Sistem Informasi Harga Pangan Strategis yang menampilkan perkembangan harga komoditas di sejumlah pasar.
Berbagai langkah strategis bersama yang telah ditempuh dalam wadah TPID, kata dia, telah menunjukkan capaian yang menggembirakan dengan tingkat inflasi tahun 2015 sebesar 2,75 persen turun dari 8,43 persen pada tahun 2014 dan merupakan capaian inflasi yang terendah dalam kurun waktu 29 tahun terakhir.
Melalui upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID dengan capain inflasi yang berada pada level yang rendah ikut mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya beli masyarakat.
Harga yang terkendali juga ikut mendorong tingkat kemiskinan di Bali turun hampir 0,5 persen dari 4,74 persen pada Maret 2015 menjadi 4,25 persen pada periode Maret 2016 atau hampir satu persen bila dibandingkan tingkat kemiskinan September 2015 yang mencapai 5,25 persen.
Rendahnya capaian inflasi tahun 2015 juga turut mendorong membaiknya tingkat pemerataan kesejahteraan di Bali. Hal ini tercermin dari membaiknya indeks gini rasio menjadi 0,38 tahun 2015 dari sebelumnya 0,42 tahun 2014.
Capaian tersebut juga disampaikan ketika sembilan TPID baik provinsi maupun kabupaten/kota di Indonesia melakukan kunjungan ke Sekretariat TPID Bali di gedung BI Perwakilan Bali untuk mempelajari kiat TPID Bali dalam mengendalikan inflasi pada Kamis (24/11).
Dalam kesempatan itu, Causa juga menjelaskan koordinasi yang intensif dilakukan dengan sembilan TPID kabupaten/kota di Pulau Dewata melalui pertemuan yang intensif dan telah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif dan rencana aksi yang dituangkan di dalam peta jalan pengendalian inflasi.
"Dengan kerja keras dan upaya yang dilakukan secara konsisten, kami yakin inflasi Bali pada tahun 2016 akan berada dalam kisaran 3,14 persen plus minus satu persen," imbuh Causa yang juga Kepala Perwakilan BI Bali itu.
BI, lanjut dia, juga turut mengembangkan 13 klaster dan demplot pada komoditas penyumbang inflasi yaitu komoditas padi dan bawang merah, kopi dan bawang merah, cabai, padi, serta sapi menggunakan teknologi terbarukan pupuk organik berbasis MA-11 yang telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan mendukung program lingkungan di Bali.
Ia mengharapkan upaya pengendalian inflasi dapat memberikan inspirasi kepada TPID lain di Indonesia dalam rangka mencapai sasaran inflasi yang rendah dan stabil.
Sembilan daerah berasal dari Kawasan Indonesia Timur yang studi banding di Bali terkait pengendalian inflasi lain yakni Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Tengah, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Polewali Mandar, Kota Sorong, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sulawesi Barat.
Sumber : Antara Bali