Bangli (Bali Post)
Potensi pertanian di Kabupaten Bangli cukup tinggi. Demikian juga dengan jenis komoditasnya yang sangat beragam. Akan tetapi, pemasaran hasil panen petani masih cukup terbatas. Menyikapi hal tersebut, Pemkab berencana menjalin kerja sama dengan sejumlah daerah di Bali khususnya yang sektor pariwisatanya berkembang pesat. Selain itu kerja sama dengan sub-terminal pasar hasil pertanian di sejumlah daerah juga akan diperkuat.
Plt. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Bangli Ni Wayan Manik, Minggu (10/7) kemarin menyampaikan, komoditas yang menjadi andalan Kabupaten Bangli mayoritas hortikultura seperti jeruk dan sayuran. Setiap musim, hasil panen cukup berlimpah. Namun, dalam pemasarannya ke luar daerah baru bisa dilakukan segelintir petani. Sementara sebagian sisanya hanya berkutat di dalam daerah. Kondisi ini pun berpotensi memunculkan perang harga.
“Kami sudah mengarah untuk menjalin kerja sama dengan daerah lain utamanya di Bali dalam pemasaran itu. Supaya lebih maksimal lagi (penjualan hasil panen-red),”ujar Manik.
Sebagai langkah awal, kerja sama akan lebih difokuskan pada daerah yang sektor pariwisatanya berkembang pesat dan kebutuhan pangannya cukup besar, seperti Denpasar, Badung dan Gianyar. Selain itu, kerja sama dengan sub-terminal pasar sayur di sejumlah daerah akan lebih dimaksimalkan. “Rencana ini berdasarkan arahan pak bupati. Kami akan koordinasikan dengan daerah bersangkutan,”ucapnya.
Supaya rencana itu bisa terealisasi, manta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bang;I ini mengaku akan terus berupaya meningkatkan kualitas komoditas pertanian dengan mengintensifkan edukasi terhadap petani. Demikian juga pengembangan komoditas yang harus menyesuaikan dengan pangsa pasar terus digulirkan. “Komoditi organik sudah mulai dikembangkan, Petani juga terus diberikan pendidikan melalui sekolah lapangan,”katanya.
Sebelumnya, aggota Komisi II DPRD Bangli I Ketut Mastrem menilai perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian terutama pacapanen masih sangat minim. Hal tersebut sering dikeluhkan petani. Jika it uterus berlangsung, dikhawatirkan minat masyarakat untuk bertani semakin berkurang.
Menurutnya, hal yang perlu segera dilakukan pemerintah, yakni menyediakan pasar induk khusus hasil pertanian. Selain pengadaan pasar induk, PemkabBangli dinilainya perlu menjalin kerja sama dalam pemenuhan kebutuhan pangan dengan daerah lain yang selama ini sebagai konsumen.
Sumber : Bali Post